"Pulang, Sa?" Ia hanya mengangguk pelan. Lama-lama jadi agak terganggu juga dengan keberadaan cowok ini. Awalnya memang biasa saja. Tapi makin ke sini rasanya makin menjadi. Apalagi hampir setiap hari nongkrong di fakultasnya. Ia merasa cowok ini aneh. Ya tahu pasti naksir kan? Tapi ia tak tertarik sama sekali. Takut malah. Karena beberapa kali, ia melihat cowok ini berada dalam satu komplotan Peter. Peter? Cowok paling mengerikan di kampusnya. Predator perempuan. Ia juga baru tahu minggu lalu andai tak melihatnya nongkrong bersama mereka. "Aku anterin ya?" "Gak usah. Bisa sendiri kok." "Ayolah, Sa...." "Gak usah." Ia menepis tangan itu. Menurutnya agak tak sopan. Tapi karena tak kehabisan akal dan kesempatan, ia mencoba menjajari langkah Raisa yang sudah jelas bergerak menuju par