Selamat Tinggal

2066 Kata

Malam itu, Xandra mengunci koper terakhirnya dan menarik napas dalam-dalam. Ia memandang ke luar jendela, memperhatikan lampu-lampu kota London yang berkedip di kejauhan. Hatinya dipenuhi perasaan nostalgia yang aneh—padahal ia belum lama tinggal di sini. Ia mengalihkan pandangannya ke jalanan yang sibuk, meskipun sudah malam. Lampu jalan bersinar temaram, menyinari trotoar yang dipenuhi oleh pejalan kaki yang berlalu lalang, beberapa dari mereka mengenakan jaket tebal, sementara yang lainnya tampak terburu-buru mengejar bus atau kereta bawah tanah. Suara kendaraan yang berjalan di sepanjang jalan raya terdengar samar-samar, menciptakan irama khas kota besar yang tak pernah tidur. Di kejauhan, gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi, menyentuh langit yang gelap dan berawan. Cahaya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN