Tragedi Pagi

1509 Kata

Ketika malam semakin larut, keheningan di kamar hotel itu terasa mencekam. Xandra tetap terjaga, menatap langit-langit tanpa ekspresi. Air mata yang sejak tadi mengalir kini telah mengering, meninggalkan jejak di pipinya. Di sisi lain tempat tidur, Zabran memejamkan mata, meskipun ia tahu tidurnya hanyalah pura-pura. Ia tidak bisa benar-benar terlelap, tidak dengan Xandra yang berada dalam kondisi seperti itu. Xandra menghela napas panjang. Meski ia ingin membenci Zabran, ia tidak bisa sepenuhnya menyalahkan lelaki itu. Zabran memang tidak bersalah atas apa yang dilakukan Ravindra, tetapi kehadirannya mengingatkan Xandra pada trauma yang tak pernah ia pilih untuk dialami. Di sisi lain, Zabran akhirnya berbalik menghadap Xandra. Dengan hati-hati, ia membuka mata dan menatap punggung i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN