Terbang Menuju Harapan

1518 Kata

Hujan yang sejak sore hanya berupa gerimis kini berubah menjadi deras. Suara air yang menghantam jendela apartemen menambah keheningan yang terasa berat di ruangan itu. Di tempat tidur, Xandra akhirnya tertidur di pelukan Zabran, setelah tangis panjang yang seperti menguras seluruh tenaga di tubuhnya. Zabran menyelimutinya dengan hati-hati, memastikan tubuh istrinya tidak kedinginan. Ia memandang wajah Xandra yang tenang dalam tidur, namun masih terlihat jejak kesedihan yang mendalam. Pipi Xandra kemerahan akibat tangis yang belum lama reda. Rambutnya masih sedikit lembap, tetapi Zabran membiarkannya. Ia duduk bersandar di kepala tempat tidur, tangannya tidak melepaskan Xandra yang kini bersandar di dadanya. Zabran menghela napas panjang, mencoba mengusir rasa lelah yang menggantung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN