"Sudah pergilah! Jika kamu bisa," tegas Arga, menarik sudut bibirnya tipis. Yeri memicingkan matanya bingung. Apa yang dia katakan. Kenapa dia bisa setenang itu jika aku pergi. Atau jangan-jangan dia memang sengaja ingin membohongiku. Gumam Yeri, berdengus kesal memalingkan wajahnya acuh. "Gak jadi pergi?" tanya Arga, menarik bersamaan ke dua alisnya ke atas. "Jadi!" tegas Yeri. Mengerucutkan bibirnya kesal. "Silahkan, pergi." Arga seakan mempersilahkan dengan lapang d**a Yeri untuk pergi dari ruangannya. Meski dalam hatinya sudah tahu, jika Yeri tidak akan mungkin pergi dari situ sebelum mendapatkan uangnya. Yeri menghela napasnya kesal. Dia mencoba merendah lagi sekarang. daripada terus berdebat dengan laki-laki dingin di depannya itu. Rasanya ingin sekali memakannya hidup-hi