“Ini buat kamu!” kata Revan sambil meletakkan semangkuk kecil puding stroberi di hadapan Feeya. Feeya mengerutkan kening dengan ekspresi enggan. “Mas, aku sudah kenyang!” tolaknya, sejak tadi Revan lebih sibuk memberikan makanan untuk dicicipi Feeya daripada dia makan sendiri. Revan terkekeh sambil menyendok puding itu dengan sendok kecil, lalu menyodorkannya ke mulut Feeya. “Biar mulutmu lebih segar!” katanya. Feeya tak kuasa menolak, dia tersenyum sambil menerima suapan itu dari tangan Revan. Lelaki itu begitu perhatian dan memperlakukannya dengan sangat manis dan lembut. “Ada sisa di sini!” kata Revan menunjuk ke sudut bibir Feeya. Tapi daripada menggunakan tangan atau tisu untuk membersihkannya, Revan justru mendekat dan menjilat sudut bibir Feeya dengan lembut. Istrinya itu se