Feeya terengah bergerak liar di atas tubuh Revan, yang mana lelaki itu pun terus memberikan hentakan keras dari bawah. Keduanya saling memacu gairah seolah berlomba siapa yang akan meraih puncak terlebih dulu. “Mas!” rintih Feeya, dia sudah tak tahan dan sebentar lagi mendapatkan klimaksnya. Revan tanggap, dengan mudah dia membalik posisi dan merebahkan Feeya di bawahnya. Bersama mereka terus bergerak tak peduli dengan peluh dan keringat yang sudah membanjiri tubuh mereka berdua. Feeya merintih dan mengerang, berpegangan pada lengan kokoh Revan yang mengurungnya. Dia benar-benar dibuat mabuk oleh gairah yang sepanjang malam ini dihentak oleh Revan. Ditatapnya pria tampan yang sudah menjadi suaminya itu, terengah bernafas dengan mulut disertai cucuran keringat, membuatnya semakin menawa