“Pukulanmu seperti wanita umur 70 tahun!” ujar Revan, dia menggerakkan dagunya ke kiri dan kanan sampai tulang lehernya berderak, membuat ngilu orang yang mendengarnya. Revan lalu melempar tatapan dinginnya ke arah Nathan. “Sekali lagi kau maju menyerang, kau akan dibuat malu, Nathan. Jadi sebaiknya kau pergi saja dari sini!” katanya. Tentu saja Nathan menolak untuk menyerah jika dengan sikap Revan yang begitu merendahkannya seperti itu. “Dosen sialan!” teriaknya. Semua orang terbelalak melihatnya, tak sedikit di antaranya sigap mengeluarkan ponsel dan merekam kejadian itu. Revan hanya berdiri tenang di tempatnya, bergerak ketika serangan Nathan datang dan hanya dengan kelitan manis dia berhasil menghindari itu semua, bahkan balik menyerang dengan santainya. “Hentikan!” Tiba-tiba be