Kristal menyadari itu, dia seketika diam merapatkan bibirnya. “Lalu, kamu sendiri bagaimana? Ada yang terluka lagi?” tanyanya kemudian. Feeya menggeleng. “Ini saja, Nathan belum sempat melakukan hal lain terhadapku!” katanya. Kristal mengangguk dan menarik nafas lega. “Syukurlah!” hembusnya. “Tapi kenapa kamu jadi berurusan sama Nathan?” lanjutnya bertanya lagi. “Apa kamu lihat selama ini mereka harus punya alasan untuk mengganggu orang lain sepertiku, Kristal?” ucap Feeya balik bertanya dengan wajah muram. Kristal terdiam. Realita kampus yang sulit untuk diabaikan, tapi juga tidak mudah untuk dilawan. “Ya, sekarang setidaknya kamu baik-baik saja!” katanya kemudian. Feeya mengangguk. Dibantu oleh Kristal, dia pun lalu turun. Petugas klinik juga mengatakan jika Feeya merasa baik, m