Feeya menggelinjang geli karenanya, dia yang hendak fokus mencari bahan makanan dari dalam kulkas malah berakhir dalam pelukan Revan. Lagi. “Mas, aku butuh tenaga, lho. Semalama kamu mengerjaiku!” kata Feeya memukul manja lengan kokoh yang melingkari perutnya. Revan mencium tengkuk Feeya, menghidu aroma manis dan lembut di sana. Padahal tadi Feeya mandi pakai sabunnya yang notabene sabun khusus pria yang beraromakan maskulin, tapi entah kenapa kulit gadis manis itu masih saja menggoda penciumannya dengan kuat. “Kamu suka makan bunga kah? Kok wangi banget!” celetuknya mengeratkan oelukannya dengan gemas. Sontak saja Feeya tertawa kencang mendengarnya. “Kamu pikir aku pelaku pesugihan apa? Masa makan bunga!” kekehnya geli dengan kalimat spontan dari mulut kekasihnya itu. Revan sendir