Selesai sudah permainan panas mereka malam ini yang begitu dinikmati bersama. Revan ambruk di sebelah Feeya, menarik tubuh mungil bersimbah peluh itu dalam dekapannya. Memeluk dari belakang dengan nafas masih terengah karena baru saja Revan menuntaskan hasratnya yang menggebu tadi. "Terimakasih, Sayang ...." *** Feeya mengeliat, dia merasa tidak nyaman dengan tubuh yang lengket. Tapi Revan merasa cuek saja sambil menikmati sisa-sisa pelepasan yang baru saja dia alami beberapa menit yang lalu. "Mas," panggil Feeya, nafasnya mulai teratur perlahan. "Heum, iya, Sayang?" sahut Revan, mengusap lembut lengan Feeya dan mengecup puncak kepala mahasiswi yang sudah menjadi miliknya itu. "Aku ... Aku takut," cicit Feeya dengan air mata yang menetes di pipinya. Revan membalik tubuh mungil itu