“Ada apa, Mas?” tanya Feeya ketika Revan akhirnya masuk ke mobil, dia bisa melihat Revan berbicara dengan para pemuda warga sekitar. “Bukan apa-apa, aku hanya berterima kasih karena mereka sudah menjaga mobilku semalaman!” jawab Revan tersenyum lebar. Feeya mengiyakan tanpa banyak bertanya lagi. Mereka kembali ke hotel, Feeya yang sebenarnya ingin segera kembali ke rumah pun menurut saja meski rasanya ada yang aneh. Dia pun hanya diam saja sepanjang perjalanan mereka. “Heum, Sayang. Apa kamu sudah datang bulan?” tanya Revan tiba-tiba ketika mereka sebentar lagi sampai ke hotel. Feeya bingung hendak menjawab apa, tangannya saling bertaut dengan gugup di pangkuannya. “Heum, be-belum, Mas!” jawabnya oelan. Revan meliriknya sebentar, sebelah tangannya terulur menyentuh kepala Feeya deng