Sekar langsung mendelik ke arahnya, membuat senyum di wajah Alexa seketika lenyap. “Kamu juga kenapa malah mendukung dia? Bukannya membantu Bunda membujuk Revan! Memang, jaman sekarang anak-anak muda tuh kebanyakan hobinya melawan orang tua, jarang sekali yang benar-benar bisa manut dan menjadi anak yang berbakti!” omel Sekar. Alexa merapatkan bibirnya menahan senyum, tak mau membuat ibunya semakin berang meski dia justru malah ingin tertawa. “Sekarang, coba kamu telfon Revan. Pastikan dia datang menemui Laiqa di restoran itu!” perintah Sekar kemudian. Alexa mengiyakan, dia men-swipe layar ponselnya yang sedang melihat-lihat katalog baju dari butik langganannya, berniat untuk melakukan perintah Sekar. Tapi, belum sempat dia menelepon, terdengar hentakan langkah kaki bersepatu datang