Bu Maria tersenyum menatap Feeya dan Revan, yang mana keduanya menunggu jawabannya dengan wajah penuh harap. Dia juga bisa melihat kesungguhan Revan yang begitu menginginkan Feeya. “Ibu tidak bisa memberikan jawaban, tapi juga tidak bisa mengekang keinginannya. Itu semua tergantung pada Feeya sendiri, apa dia bersedia menerima Ananda menjadi pendamping hidupnya selamanya?” ucap Bu Maria dengan bijak. Feeya diam dengan kedua tangan bertaut tegang, dia menggigit bibir tak tahan untuk segera menjawab. “Feeya?” “Ya!” Feeya mengerjap kaget sendiri dengan responnya yang begitu cepat menyahut ketika Bu Maria menyebut namanya, dia melirik pada Revan yang juga terlihat menahan tawa di sampingnya. Bu Maria tertawa gemas jadinya. “Ya, sekarang Ibu ingin dengar sendiri dari kamu. Apa kamu bena