Feeya menoleh ke pintu kamar mandi saat Revan keluar dari sana. Kedua mata indah itu membola, terkejut luar biasa oleh pemandangan yang menyapa indranya. Lelaki dengan julukan dosen muda itu membuat Feeya bergidik ngeri. Jujur, Revan tampak gagah dan maskulin ketika membiarkan dadanya terbuka. Dengan balut handuk yang melingkar menutupi perut hingga atas lutut, pria matang itu makin memesona. "Stop lihat saya dengan tatapan seperti itu, Feeya," tegur Revan, menangkap basah gerak–gerik mencurigakan yang diam–diam ditujukan kepadanya. "Seperti serigala kelaparan saja kamu." Sedang Feeya terbatuk saat dosennya itu tiba–tiba melontarkan sindiran. "Bapak jangan ke sini!" cegatnya kala Revan mendekat. Memberi kode, mengangkat tinggi–tinggi dua tangannya yang membentuk silang. "Lebih baik pak