Feeya dan Revan memutuskan pergi ke kampus menggunakan motor sport milik sang dosen yang dinilai lebih cepat sampai ketimbang menggunakan mobil. Sayangnya, meski sudah dipacu sedemikian rupa semaksimal yang Revan bisa Feeya tetap terlambat. Drama di apartemen Revan membuat mereka tidak sadar hari terus beranjak siang. "Sekarang gimana coba?!" gerutu Feeya, melesatkan tatapan tajam ke arah Revan yang bersembunyi di belakangnya. "Gara–gara Bapak, sih!" "Kenapa saya?" tanya balik yang dicecar Feeya. "Saya sudah minta kamu tidak perlu datang ke kampus dan beristirahat hari ini. Begitu masih salah?" "Iyalah!" Diomeli layaknya bocah membuat Revan menahan tawa. Gemas bukan main dengan perilaku sang mahasiswi kepadanya. Baru kali ini ada yang berani membuat seorang Revan bungkam, namun dia sa