Dengan tak sabar, Revan mengemudi menuju kafe yang dikatakan Alexa tadi. Dia tahu kafe itu merupakan salah satu tempat favorit para anak muda, yang mana kebanyakan berasal dari kalangan kelas atas. “Kalau memang benar, mau apa Feeya ke sana?” gumam Revan. Itu lingkungan yang mana Feeya pasti akan risih dan jengah, pengalamannya yang selalu mendapat rundungan dari kaum kelas atas seperti Joanna membuatnya tidak menyukai mereka. “Baiklah, mungkin kita akan tahu apa yang terjadi!” hembus Revan ketika dia tiba di sana. Sambil memakai kacamata hitamnya, Revan keluar turun dari mobil. Matanya berkeliling melihat sekitar, mencari sosok Sang Istri sambil berjalan memasuki kafe. Tidak sulit menemukan perempuan cantiknya yang berpenampilan sederhana di antara para pengunjung kafe yang ada, dia