Janji Adalah Hutang.

1112 Kata

Revan mengangkat bahu, “Nggak tahu, tapi sepertinya pemuda itu baru saja diputuskan pacarnya!” jawabnya terkekeh pelan. Feeya berdecak menatap datar pada suaminya itu. “Ish! Kasihan dia!” katanya, tak tega melihat wajah pemuda yang berjalan gontai meninggal arena pasar malam. Revan merangkulnya mengalihkan perhatian Feeya. “Lebih kasihan kalau mereka lanjut ke pernikahan, dia akan jadi bulan-bulanan pasangannya yang tadi itu karena dia jelas tidak menghargai usahanya!” komentar Revan yang dijawab tawa renyah Feeya. “Sok tahu, ih!” ujarnya tertawa. Setelah puas menjelajahi seluruh area pasar malam, Revan dan Feeya pun memutuskan untuk pulang. Revan tersenyum saja melihat banyaknya hadiah dari permainan yang dimenangkannya tadi dan Feeya kegirangan dengan semua itu. “Lain kali kita bi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN