Sementara itu, Feeya akhirnya sampai di depan rumahnya. Dia menghela nafas berat karena melihat suasana rumah masih sama seperti ketika dia meninggalkannya tadi siang, menandakan jika Revan masih belum pulang juga. “Kenapa kamu belum pulang, Mas?” gumamnya resah, ditatapnya layar ponsel yang sepi tanpa ada pemberitahuan satupun dari Revan. Feeya beranjak naik ke kamar dengan langkah gontai, melempar tasnya begitu saja ke atas tempat tidur sambil berlalu menuju kamar mandi. Tapi sebelum itu dia duduk di kursi riasnya, menghadap cermin untuk membersihkan wajahnya. Barulah setelah itu membuka pakaian dengan santainya, merasa tak ada seorang pun di rumah yang akan melihatnya. Feeya membiarkan semua pakaiannya luruh di lantai begitu saja, melangkah menuju kamar mandi tanpa sehelai benang pu