“Ah, ya. Itu lebih bagus, Mas Revan! Memperingan pekerjaan saya yang sudah tua ini, betul?” “Betul!” sahut Revan dan Feeya sambil tersenyum lebar. Tak lama kemudian, Pak RT pun pamit, Feeya membungkus semua kue kering yang ada untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. “Definisi dapat tamu bulanan nanti kalau tiap bulan ketemu Pak RT!” ujar Revan ketika Pak RT sudah pergi. “Kenapa?” tanya Feeya terkekeh geli. Revan mengerling, “Perutku kram menahan tawa sejak tadi, lama-lama aku bisa dapat halangan juga nanti!” katanya yang disambut gelak tawa Feeya karenanya. Mereka tertawa bersamaan. “Eh, ngomong-ngomong soal tamu bulanan,” kata Revan menatap Feeya, “apa tamumu sudah datang?” tanyanya kemudian. Feeya tertegun jadinya, dia baru ingat akan hal satu itu. “Eh, be-belum kayaknya!” jaw