Keynara pulang dalam keadaan kesal. Ia juga tak memerdulikan Kenzo yang sedari tadi menatapnya bulak-balik. Keynara diam saja, tak ingin berbicara apa pun. Revan memang benar-benar menguji imannya. Saat sampai di depan rumah, Keynara langsung masuk. Tentunya setelah berucap terima kasih pada Kenzo. Kenzo yang mendapat sikap seperti itu dari Key hanya dapat menghela napasnya panjang. Walaupun sedikit sesak, ia juga tak bisa mengatakannya langsung kepada Key. ‘brukk’ Keynara langsung membanting dirinya tanpa aba-aba ke kasur. Mengambil telponnya dan melihat ruang obrolan. Masih kosong juga, Revan belum membalas sama sekali. Ingin sekali Keynara mengacak-acak wajah Revan kalau saja ia tak ingat bahwa Revan adalah orang yang dicintainya. “Ayaa….” Panggil Reno sesaat setelah Kenzo pamit