Jalani Seperti Biasa

1026 Kata
"Kita hanya menunda perpisahan bukan menjemput kebahagiaan, karena pada dasarnya apa yang kita jalani tetaplah salah." ****       "Sampai kapan ya, Van kita kayak gini," ucap Keynara saat mereka sedang bersama di malam minggu ini.    "Kayak gimana apa maksudnya?"     "Ya kayak gini, enggak ada kejelasan," jawab Keynara sambil tertawa hambar. Sejujurnya tawa itu hanyalah tawa luka jika Revan paham, tapi orang seperti Revan apa yang cuek apa peka dengan perasaannya.   "Ya kamu fokus dulu sama masa depan kamu aja, Key. Enggak usah mikirin kita, kita ya jalanin aja."   "Untuk apa berjalan kalau sampai akhirnya tujuan kita enggak sama? Cuma bikin capek 'kan?"   "Aku cuma enggak mau gara-gara aku kamu jadi enggak fokus sama tujuan kamu. Kamu 'kan yang sering bilang pengen banget kuliah dulu, pengen banget ngejar ini dulu aku cuma enggak mau ganggu masa depan kamu aja."   "Tahu enggak sih, Van aku pengen banget kenal sama orang tua kamu. Udah lama kita kayak gini, kamu tahu keluarga aku, kamu tahu beberapa sodara aku, kamu tahu temen kerja aku juga. Tapi, apa aku sebaliknya? Aku cuma kayak selingkuhan kamu doang, Van." Keynara mengucapkan itu sambil memandang lurus ke depan. Revan terdiam sejenak untuk menjawab ucapan Keynara.     Revan bukan tidak mau mengenalkan Keynara ke keluarganya tapi keluarga Keynara dan dirinya berbeda. Jika, dia mengenalkan Keynara itu artinya mereka siap untuk ke jenjang yang lebih serius sedangkan ini tidak, bukan tidak hanya saja belum waktunya.   "Key, kalau aku ngenalin ke keluarga aku itu artinya kamu siap untuk ke hubungan serius. Umur aku 'kan kamu tahu sendiri, udah waktunya menikah kalau aku kenalin kamu itu artinya–"   "Iya aku coba paham kok walaupun kenyataannya ya kayak selingkuhan."   "Enggak selingkuhan, Key. Aku enggak deket sama siapa-siapa."  "Yaudahlah lupain aja. Aku males akhir-akhir ini hubungan kita juga renggang kayaknya emang kita bakal pisah."   "Kita jalanin aja, kamu tetep fokus sama masa depan kamu jangan karena aku kamu jadi lupa sama cita-cita kamu."   "Iya."   "Kamu emang pengen banget kita nikah?" tanya Revan sambil memandang Keynara serius.   "Mana ada sih perempuan yang enggak mau nikah di saat hubungan yang dijalaninya udah lama. Ldr itu enggak gampang loh, Van dan aku bisa bertahan sampai kita bisa deket kayak gini."   "Iya aku paham, cuma emang dulu niat aku ya cuma kita ketemu gimana nantinya kita jalanin aja. Lagian kamu 'kan yang bilang target nikah kamu tiga sampai empat tahun lagi emang kamu enggak kasihan sama aku?"   "Kamu enggak mau nunggu aku?" tanya Keynara gantian dan memandang Revan. Revan hanya terdiam. Bukan dia tidak mau menunggu tapi dia bahkan tidak yakin hubungan ini akan berlanjut hingga ke pelaminan. Akhir-akhir ini dia harus dibingungkan oleh pilihan antara Keynara atau Ibunya.   "Ya nunggu berapa lama. Emang kalau aku semakin berumur kamu juga mau? Bukannya nanti kamu milih yang lebih dari aku."    "Kamu dari dulu enggak berubah ya, Van. Kamu selalu takut sama apa yang bahkan belum terjadi."     "Ya kamu 'kan maunya aku bisa jadi PNS aku belum tahu dan aku enggak yakin. Terus kalau nanti kita udah jalanin lama terus kamu dijodohin sama temen Bunda kamu sama yang PNS pasti kamu lebih milih dia 'kan." Penuturan Revan benar-benar membuat Keynara tak habis pikir. Lalu, dia kira selama itu dia menunggu kepulangan Revan itu apa artinya. Tidak ada artinya sama sekali? Dia fikir mencintai kembali orang baru itu mudah.  "Van, aku ngomong kayak gitu biar untuk masa depan kamu juga. Dan juga satu sisi supaya kamu dan aku berjuang sama-sama. Kalau aku dijodohin sama PNS tapi aku milihnya kamu dia bisa apa?"   "Aku enggak yakin."   "Kamu kok berubah sih. Kamu bilang dulu kalau aku takut jatuh sendiri itu artinya kita bakal jatuh sama-sama tapi kenapa kamu malah ragu sama aku. Aku ada salah sama kamu?"   "Bukan gitu, Key. Aku cuma enggak mau halangin cita-cita kamu juga dan aku juga enggak bisa ngasih harapan besar ke kamu kalau endingnya kita enggak bakal bersama." Keynara diam menahan rasa sesak di dadanya seketika.   Itu artinya Revan menyerah 'kan dengan hubungan ini. Dari awal Keynara sudah yakin, Revan tidak mencintainya, Revan tidak menyukainya makanya dia tidak mau berjuang lalu kenapa kemarin-kemarin Revan selalu memberikan harapan yang besar kepadanya. Apa dia hanya sebagai mainan untuk Revan?    "Key, aku harus gimana aku bingung."   "Kamu laki-laki seharusnya kamu bertindak tegas, Van. Lagian apa yang buat kamu berfikir kayak gini? Ada wanita yang lebih baik dari aku makanya kamu bilang kayak gitu ke aku?"   "Enggak gitu, Key aku cuma bingung aja sampai kapan aku nunggu kamu."    "Hahaha, menyedihkan ya cuma karena aku minta kenal sama keluarga kamu aja kamu langsung panik kayak gini. Apa emang dari awal kamu itu takut ya orang tua kamu kenal aku, atau orang tua kamu udah jodohin kamu sama orang lain?"     Ucapan akhir Keynara membuat Revan menjadi merasa bersalah. Feeling perempuan memang tidak pernah salah, apa yang diucapkan Keynara di akhir kalimatnya adalah benar.   "Enggak gitu."   "Yaudah kenalin aku sama orang tua kamu. Atau adek-adek kamu, kamu bisa?"    "Enggak sekarang, Key. Kita tunggu waktu yang tepat aja ya." Revan membujuk Keynara untuk bersabar dia akan mengenalkan Keynara dengan ibunya tapi ini tidak semudah yang orang lain kira. Dia tidak mau membuat orang tuanya berharap atau apapun itu intinya Revan belum siap.    "Sumpah kamu tahu enggak sih, Van aku beneran kayak selingkuhan kamu. Iya kamu baik, aku akuin kamu laki-laki yang baik setelah Papa aku tapi kenapa setiap aku berhubungan sama kamu rasanya cuma sakit. Sakit kalau akhirnya aku harus dapet tamparan kalau kamu bukan ditakdirin buat aku. Hubungan enggak jelas, keluarga kamu enggak ada yang tahu aku, semua hal tentang aku jadi privasi dan hanya kamu doang yang tahu."   "Maafin aku, Key kita jalanin ini aja dulu ya. Kalau waktunya tepat nanti kita aku bakal kenalin kamu ke Ibu aku. Kamu fokus aja sama cita-cita kamu ya." Revan mengelus kepala Keynara sambil memandang Keynara tulus. Dia menyayangi Keynara tapi dia tidak tahu apakah rasa sayangnya ini karena ingin memiliki atau hanya rasa sayang sebagai teman.    "Maaf, Key entah kenapa perasaan ini semakin membuat aku bingung. Dan aku jadi memposisikan kamu serba salah," batin Revan. .......   "Dekat tapi rasanya seperti selingkuhan, disembunyikan dan hanya menjadi konsumsi pribadi. Apa ini yang dinamakan hubungan?" ..... Tbc ... Segini dulu untuk hari ini sampai berjumpa besok....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN