“langit pun sama jauhnya dengan kamu saat ini,” *.*.* Keynara pergi dengan perasaan sakit namun ia tak bisa menangis sekarang karena ada Kinan disampingnya. Kinan yang tahu bahwa Keynara sedang tidak baik-baik saja langsung memegang tangan kakaknya itu. “Kakak kalau mau nangis, nangis aja. Aku sama Pak Mamang tungguin.” Kata Kinan sambil mengelus bahu Keynara menyemangati. “Lebay ah! Kakak enggak kenapa-napa,” balas Keynara sambil menarik Kinan untuk naik ke dalam mobil. Sebenarnya ia ingin sekali cepat pulang untuk meluapkan emosinya. Cobaan apa lagi yang menimpanya sekarang? Ibu Revan malah membencinya karena Gendis. Niat yang tadinya baik pun sekarang Keynara sesali. “Emang bener-bener tu si ular!” Kinan masih saja gemas melihat adegan di mana Gendis menjelek-jelekkan kakaknya