"Ngapain kamu beli kulkas!" mertuaku tiba tiba datang ke kosan ku dan membuka semua isi kulkas ku. Kedua matanya membelalak begitu hidup ketika ia melihat banyak sekali buah buahan di dalamnya. Buah buahan yang dibelikan oleh NIlam dan Pak Akbar untuk ku. Dan aku hanya bisa diam, melihat apa saja yang dilakukan oleh mertuaku itu. Aku sangat heran pada beliau, begitu tidak punya muka, meski itu kulkas bukan lah Mas Faisal yang membelikan tapi mulutnya dengan begitu berani mengatakan 'sayang sayang uang' Aku kadang ingin sekali terbahak pada kelakuannya itu. Namun karena beliau adalah ibu dari suami ku, maka aku diam saja. Aku sih sudah menganggap beliau ini ibu ku meski kadang kelakuannya itu sangat luar biasa. AKu hanya ingin membuat diri ini tetap waras dan bahagia, sehingga aku ang