"Apa Kabar kakak ipar!" Zydan benar benar berada di sini. Laki laki iu terlihat berbeda dan tidak seperi Zydan yang ada di warung itu. Zydan di sini lebih tampan dan lebih seperi seorang konglomerat. tentu saja, karena dia memang seorang anak konglomerat di sini. Dia adalah seorang Tuan muda di sini. Dia duduk di kursi bar dan meraih gelas milikku, lalu di sesapnya sampai habis, membuatku ngilu melihatnya. Tidak kah dia berpikir bahwa itu adalah bekas ku. "maman!" Banyu mendekat dan memeluk laki laki itu. Zydan masih saja menatapku dengan lekat, mmebuat ku mati kutu. Sebuah senyuman yang membuat jantung ini seperti akan berhenti dari tempatnya, senyuman yang begitu menawan untuk seorang adik ipar. Dia mengusap pucuk kepalanya Banyu dan mengecup keningnya. "Banyu lebih dekat dengan k