Chapter 13

1028 Kata
Sudah 2 jam berlalu, dan Indah masih saja bercerita hingga Angel merasa bosan mendengarkannya. Akhirnya Angel mengajak Indah keluar untuk membeli makanan karna dia merasa lapar. Ketika mereka baru saja keluar kamar, kebetulan Rama juga baru pulang sekolah. "Mau kemana, kak?" Tanya Rama. "Beli makan," Jawab Angel. "Aku juga ya," Pinta Rama. "Iya. Kamu tunggu di rumah saja," Ujar Angel. Kemudian Angel dan Indah pun beranjak pergi, mereka ke salah satu tempat makan yang biasanya di beli oleh Angel. "Bu, beli Nasi Campur lauknya Ayam goreng, bungkus 2 ya bu," Ujar Angel. "Tunggu sebentar ya," Ujar Ibu penjualnya. Angel pun mengangguk mengiyakan, kemudian dia dan Indah menunggu sembari berbincang. Angel merasa geram, dan bosan mendengarkan curhatan Indah. Namun, Angel tidak bisa menghentikan Indah bercerita, karna dia tahu jika dengan bercerita bisa membuat perasaan Indah merasa lebih baik. "Ini nak," Ujar Ibu penjual sembari memberikan satu kantong plastik pada Angel. "Berapa Bu?" Tanya Angel. "50ribu, nak." Jawab Ibu penjualnya. Angel membuka dompetnya untuk membayar makanannya, tapi ketika dia melihat isi dompetnya ternyata uangnya sudah berkurang. "Loh! Uangku kemana?" Gerutu Angel. "Ada apa, Ngel?" Tanya Indah. "Huh?!" Ujar Angel mendongak. "Ada apa? Apa uangmu kurang?" Tanya Indah. "Ah! Tidak," Jawab Angel sembari mengeluarkan uangnya, lalu memberikannya pada Ibu penjual makanan. "Ini nak, kembaliannya," Ujar Ibu penjualnya seraya memberikan sisa uang Angel. "Terima kasih, bu," Ujar Angel menerima uangnya. Setelah menerima kembalian uangnya, Angel dan Indah beranjak pulang. Ketika sampai di rumah, Angel langsung bertanya pada Rama. "Ram, apa kamu lihat uangku di dompet?" Tanya Angel. "Uang? Uang yang mana?" Tanya Rama. "Uang 500ribu di dompet," Ujar Angel. "Oh! Kemarin kan aku minta uang, lalu kakak bilang untuk ambil di dompet," Jelas Rama. "Lah! Kapan?" Ujar Angel heran. "Kemarin. Waktu kakak sedang tidur, lalu aku minta uang," Ujar Rama. "Ih ... Besok-besok jangan ambil sembarangan deh, Ram," Ujar Angel kesal. "Aku tidak ambil sembarang. Lagi pula aku sudah ijin sama kakak, dan kakak mengijinkannya," Ujar Rama. "Tapi kan aku sedang tidur. Mana sadar kalau kamu minta uang," Ujar Angel. "Lain kali kamu tunggu aku bangun saja!" "Iya-iya." Ujar Rama. Dengan perasaan kesal, Angel mengambil piring dan juga sendok, kemudian menikmati makanannya, sedangkan Rama masih bermain ponselnya. Angel akhirnya membalas pesan dari Hugo yang tadi dia baca. -Aku tadi sedang tidur, dan malas membalas pesan. Ada apa?- balas Angel. Drrttt~ -Apa yang sedang kamu lakukan?- satu pesan masuk. -Sedang makan dan sekarang Indah ada di rumahku- balas Angel. Drrttt~ -Ada apa dia ke rumah kamu?- Balasan Hugo. -Dia sedang malas di rumah- Drrttt~ -Oh ... Ya sudah. Lanjutkan lagi saja kegiatan kamu- Balasan Hugo. Pesan terakhir dari Hugo hanya di baca oleh Angel, kemudian dia menghabiskan makanannya. Setelah selesai makan, Angel merasa bosan di dalam kamar, dan dia bertanya pada Indah. "Apa kamu tidak ingin keluar?" Tanya Angel. "Keluar kemana?" Tanya Indah. "Entahlah. Memangnya kamu mau di sini sampai nanti? Apa kamu tidak bosan?" Ujar Angel. Sejenak Indah berpikir, kemudian dia mengajak Angel untuk keluar ke salah satu tempat belanja, karna katanya dia ingin membeli sepatu. Angel pun langsung mengganti bajunya. "Ram, aku keluar dulu ya," Pamit Angel. "Eh! Kak." Ujar Rama. "Ada apa?" Tanya Angel. "Minta uangnya," Ujar Rama. Dengan wajah malas, Angel mengeluarkan dompetnya dari tas, kemudian dia memberikan uang pada Rama. "Jangan dihabiskan!" Titah Angel. "Oke." Jawab Rama. Kemudian Angel dan Indah berangkat, seperti biasanya Angel selalu membonceng Indah setiap kali keluar atau berangkat kuliah. Selama perjalanan Angel bicara dengan Indah, dia bertanya pada Indah tentang sepatu apa yang ingin dia beli lalu harga berapa yang dia inginkan, karna Angel selalu menawar harga. Setelah empat puluh menit perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai di tempat belanja. Setelah memarkirkan motornya, Angel dan Indah berjalan masuk. "Kamu ingin sepatu yang model seperti apa?" Tanya Angel. "Ehm ... Sepatunya yang sama kayak waktu Nindy pakai, apa kamu tahu?" Ujar Indah. "Huh? Yang di pakai Nindy? Aku tidak memperhatikannya," Ujar Angel. "Sepatunya itu sama kayak yang seperti itu, tapi aku ingin warnanya coklat muda," Ujar Indah berbisik sembari menunjuk ke salah satu sepatu di sebuah toko. Angel dan Indah menghampiri toko tersebut, lalu bertanya. "Silahkan, cari sepatu apa, dek?" Tanya si penjual. "Sepatu yang ini harganya berapa ya bu?" Tanya Angel. Penjual itu menyebutkan harganya, lalu Angel bertanya pada Indah "Gimana, ndah?" Bisik Angel. Indah menggelengkan kepalanya. "Terima kasih, bu," Ujar Angel seraya mengembalikan sepatunya. Setelah itu Angel dan Indah beranjak pergi ke toko yang lain. Tidak banyak toko yang menjual sepatu yang diinginkan Indah, dan rata-rata harga sepatu yang diinginkan Indah memang sama dengan yang disebutkan oleh ibu penjual sebelumnya. Sudah tiga toko yang di hampiri oleh Indah dan Angel, dan harganya tidak ada yang cocok, hingga toko yang terakhir. Angel mencoba menawar harganya, walaupun awalnya penjual sepatunya tidak mengiyakan, namun Angel masih berusaha hingga penjualnya pun mengiyakan tawaran Angel. Akhirnya mereka mendapatkan sepatunya dengan harga yang diinginkan Indah, setelah satu jam berkeliling. "Sudah kan?" Tanya Angel. "Iya, sudah. Terima kasih ya," Ujar Indah. "Iya. Sama-sama," Balas Angel. Akhirnya Indah dan Angel beranjak pulang. "Cepat sekali kak," Ujar Rama. "Iya. Hanya cari sepatu buat Indah," Ujar Angel. "Oh! Terus mana kak Indahnya?" Ujar Rama. "Sudah pulang. Katanya di cari orang tuanya," Jawab Angel. Setelah Angel keluar dari kamar mandi, dia merebahkan badannya. Namun, belum lama Angel merebahkan badan tiba-tiba Hugo datang. Kemudian dia menghubungi Angel, dan memberitahunya jika dirinya tengah berada di depan rumah. Angel yang merasa capek dan malas, akhirnya memberitahu Hugo untuk pulang saja. Namun, Hugo tidak langsung pulang, dia tetap menunggu didepan rumah Angel hingga bertemu dengan Rama yang akan keluar untuk bermain bersama temannya. "Kak Angel lagi tidur, kak," Ujar Rama. "Oh ... Ya sudah. Kalau begitu aku pulang dulu," Ujar Hugo. "Iya, kak." Sahut Rama. Hugo akhirnya menyalakan mesin motornya, kemudian beranjak pergi. Tidak lama setelah Hugo pergi, Angel mengintip dan bertanya pada Rama. "Apa dia sudah pergi?" Tanya Angel. "Astaga, kak!" Ujar Rama kaget. "Iya. Kak Hugo sudah pergi." "Baguslah," Gumam Angel. Kemudian dia menutup pintunya lagi, lalu berjalan ke kamarnya. Angel langsung merebahkan badannya di kasur. "Hah ... Akhirnya bisa tidur nyenyak juga," Gumam Angel merebahkan badannya. Tidak butuh waktu lama hingga akhirnya Angel tertidur pulas. Angel paling mudah untuk tidur, apalagi kalau jam tidurnya kurang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN