Chapter 12

1040 Kata
Hari mulai petang, Rama yang baru saja pulang langsung membangunkan Angel. "Kak, bangun!" Ujar Rama membangunkan Angel. "Ah ... Apa sih?!" Ujar Angel kesal. "Ayo bangun! Ini sudah petang. Apa kakak tidak ingin mandi?" Ujar Rama. "Ish ... Ganggu saja." Gumam Angel kesal. "Ya sudah." Ujar Rama tidak peduli. Adiknya itu langsung beranjak pergi meninggalkan Angel yang tidak ingin bangun. Dua jam berlalu. Angel akhirnya merenggangkan badannya, kemudian dia membuka mata. Dia melihat ke sekitar, lalu meraih ponselnya. Setelah melihat jam di ponselnya, dia meletakkannya lagi, kemudian Angel beranjak dari kasur, dan berjalan ke kamar mandi. Selesai Angel mandi, dia keluar dari kamar, dan ternyata ada Rama di depan televisi, namun Angel yang tengah malas bicara jadi tidak mengatakan apapun pada adiknya itu. Dia hanya melewati Rama yang tengah bermain ponselnya. Angel berjalan ke dapur untuk mengambil minum, setelah itu dia kembali ke kamar untuk merebahkan badannya di atas kasur lagi sembari bermain ponsel. Tidak lama tiba-tiba ponsel Angel berdering, dan terlihat nama mamanya yang ada di layar. "Ram!" Panggil Angel keluar dari kamarnya. "Apa?" Jawab Rama yang sedang fokus pada gamenya. "Ini, mama telepon," Ujar Angel. "Lalu? Ya angkatlah!" Ujar Rama yang masih fokus pada game. "Nih! Kamu saja yang angkat, lalu jika ditanya dimana aku, bilang saja kalau aku sedang tidur atau lagi di kamar mandi, terserah kamu," Ujar Angel mengulurkan tangannya, memberikan ponsel pada Rama. "Kenapa aku? Kamu saja," Ujar Rama melirik. "Aku sedang malas bicara, Ram." Ujar Angel. "Tidak ah! Aku masih main game nih!" Ujar Rama menolak. "Buruan angkat nih! Daripada mama nanti marah!" Ujar Angel sembari memberikan ponselnya pada Rama. Terpaksa Rama mengangkat panggilan telepon mamanya, dan dia berhenti bermain game. "Ya, halo ma," Ujar Rama. "Ram, dimana?" Tanya mamanya. "Di ruang tamu, ma," Jawab Rama. "Kak Angel dimana?" Tanya Mamanya. "Kak Angel masih di kamar mandi, dia sedang buang air besar, ma," Jawab Rama. "Oh ... Bagaimana sekolahmu?" Tanya mamanya. "Masih sibuk dengan tugas, ma. Beberapa hari ini ada tugas kerja kelompok jadi aku sering bersama dengan Andika," Jelas Rama. Rama bicara dengan mamanya hingga satu jam, dan pembahasan mereka hanya masalah keseharian, karna mamanya sedang berada di luar negeri jadi Angel dan Rama hidup berdua. Pembicaraan Rama dan mamanya akhirnya berakhir karna mamanya akan melanjutkan lagi pekerjaannya, sedangkan Rama juga akan melanjutkan lagi main gamenya. Setelah panggilan teleponnya berakhir, Rama mengembalikan lagi ponselnya pada Angel. "Nih!" Ujar Rama memberikan. "Bagaimana?" Tanya Angel. "Bagaimana apanya?" Tanya balik Rama. "Apa yang dikatakan mama?" Tanya Angel. "Biasalah. Lain kali aku tidak ingin bicara dengan mama karna kamu tahu sendiri jika bicara dengan mama pasti lama," Ujar Rama. "Eh! Kamu saja jarang bicara dengan mama, makanya aku memberikannya padamu," Ujar Angel. "Sudahlah. Aku ingin main game lagi," Ujar Rama. "Ya ... elah. Terserah kamu," Ujar Angel. Rama akhirnya keluar dari kamar Angel. Tidak ada kegiatan selain bermain ponsel, hingga malam semakin larut. Akhirnya Rama masuk ke dalam kamarnya, dan lebih dulu tidur karna besok dia masih harus sekolah, sedangkan Angel masih begadang karna besok dia tidak ada kelas. Pukul 03.00 pagi, rasa mengantuk melanda Angel, dia akhirnya meletakkan ponselnya lalu segera memejamkan matanya. Tidak butuh waktu lama hingga Angel terlelap tidur, dan berada di alam mimpinya. 3 jam kemudian. "Kak, aku berangkat dulu ya," Pamit Rama. "Ya," Gumam Angel setengah sadar. Angel melanjutkan lagi tidurnya. Namun, tidak lama dia terbangun karna suara ponselnya. "Arghh ... Siapa sih!" Ujar Angel kesal. Dia langsung meraih ponselnya lalu melihat siapa yang menghubunginya. Sewaktu Angel melihat layar ponselnya ternyata panggilan masuk dari Indah. "Ya, ndah?" Jawab Angel. "Aku main ke rumah mu ya," Ujar Indah. "Ada apa?" Tanya Angel. "Aku bosan di rumah," Ujarnya. "Iya. Datang saja," Ujar Angel. "Oke. Kalau begitu aku akan bersiap-siap, lalu ke rumah kamu," Ujar Indah. "Ya." Balas Angel. Akhirnya pembicaraan mereka berakhir. Angel kembali memejamkan matanya, lalu tidak lama terdengar suara ponselnya yang berbunyi lagi. "Arghh! Siapa lagi sih?" Gumam Angel kesal. Ketika dia melihat layar ponselnya ternyata ada satu pesan masuk, dan itu dari Hugo. Angel hanya membaca pesannya, kemudian dia kembali tidur. Namun, tidak lama setelah memejamkan mata, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, dan membuat Angel semakin kesal. Dia langsung mengumpat, kemudian turun dari kasurnya. Sembari berjalan menuju pintu, Angel juga menggerutu. CKLEK Ketika Angel membuka pintunya ternyata Indah yang mengetuk. "Astaga, Ndah!" Ujar Angel kesal. "Ada apa?" Tanya Angel. "Kamu mengganggu tidurku," Jawab Angel. "Ah! Maaf," Ujar Indah. Angel berjalan kembali ke kamarnya, sedangkan Indah mengikutinya. Setelah naik ke atas kasur, Angel langsung memejamkan matanya, dan meninggalkan Indah, sendirian. "Lah! Ngel?" Ujar Indah heran. "Hmm.... " Angel hanya berdehum menyahuti perkataan Indah. "Kok kamu balik tidur lagi?" Tanya Indah. "Aku masih ngantuk, ndah. Lagipula kamu datang jam segini," Ujar Angel. "Aku sedang bosan, ngel." Ujar Indah. "Kalau bosan, main saja kemana gitu. Kenapa main ke rumahku, kamu tahu sendiri jika sedang libur kuliah pasti aku akan tidur hingga siang atau sorean," Ujar Angel. Indah terdiam, dia tahu bahwa Angel selalu tidur hingga siang jika tidak ada kelas, kecuali jika dia ada janji keluar maka Angel akan bangun di pagi hari. Satu jam kemudian. Karna merasa tidak enak, Angel akhirnya bangun lalu beranjak dari kasurnya. Dia berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Tidak lama dia keluar lalu naik lagi ke atas kasurnya. "Sekarang apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Angel. "Tidak ada." Jawab Indah. "Lalu kenapa datang kemari?" Tanya Angel. "Aku hanya malas di rumah," Jawabnya. "Memangnya ada apa? Kenapa kamu malas di rumah?" Tanya Angel. "Biasa. Aku bertengkar lagi dengan orang tuaku," Jawabnya. "Bertengkar masalah apa lagi, ndah?" Tanya Angel. "Mereka bilang kalau aku berbeda dengan kakakku, katanya aku tidak seperti kakakku atau saudara sepupuku yang rumahnya dekat denganku," Ujar Indah. "Iya kan kamu punya jalanmu sendiri, apapun pilihan kamu jika menurutmu itu yang terbaik bagi kamu ya sudah jalani saja, kalau suatu saat kamu merasa salah ya berarti itu harus kamu hadapi karna kamu yang memilih," Ujar Angel. "Ya ... Tapi kan orang tuaku bisa saja menyetujui pilihanku tapi kenyataannya tidak," Ujar Indah. "Ya berarti orang tua kamu punya pilihan yang menurut mereka baik buat kamu," Ujar Angel. "Tapi kan baik menurut mereka, bukan berarti baik juga menurut aku," Ujar Indah. Angel hanya menghela napas, dia tidak bisa memberitahu atau memberikan saran pada Indah karna bagi Angel akan percuma memberi saran pada Indah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN