Haris menelan ludahnya, suaranya seperti tersekat di tenggorokan, menatap senyum manis dari wajah cantik nan anggun milik sang istri. Jantungnya berdegub kencang, hingga tanpa sadar dia melangkah mendekat kearah sang istri dengan senyum menghiasi wajahnya. "Sonya. Apa yang kau lakukan disini?" tanya Haris sembari melihat jinjingan tangan sang istri membawa plastik tebusan resep obat dari farmasi. "Ohh, iya. Hari ini chek up ibu bukan?” tanya Haris lagi seperti melupakan sesuatu.”Tapi, kenapa ke rumah sakit ini? Bukannya kemarin kita sudah pindah ke Benedict Hospital?” Haris terlihat salah tingkah menatap sang istri dengan seksama. "Mengapa kau tak menghubungiku? Dan tak memberi kabar jika ingin ke rumah sakit? Kau pergi dengan siapa? Apakah ibu sudah kembali?" tanya Haris bertubi-tub