Indah menatap langit, ternyata cuaca begitu cerah. Tapi entahlah hatinya seakan suram, setelah mendengar bahwa Bima tidak menyukainya. Inginnya menangis saja, belum di mulai ia sudah patah hati duluan. Dirinya saja yang terlalu berharap lebih terhadap Bima. Indah memilih duduk di dekat gereja katolik, sambil memotret bangunan itu. Ia memandang beberapa anak kecil bermain dengan tumpukkan salju. Salju-salju itu ternyata sangat dingin terlebih hingga, melekat di jasnya. Liburan ke Paris menurutnya gagal total, sama sekali tidak seindah yang ia harapkan. Kalau sudah seperti ini lebih baik liburan sendirian saja. Toh, semua tidak sesuai ia harapkan. Indah merasakan ponselnya bergetar di balik saku jasnya. Ia lalu merogoh dan menatap ke arah layar persegi itu. Ternyata pesan singkat dari Bima.