“Kalian memang sangat serasi, kalian itu mirip. Sama-sama miskin dan gembel,” ujar Yesika membuatku ingin sekali meremas mulutnya. “Aku tidak menyesal menolakmu, untungnya aku tak menikah dengan orang sepertimu, yang ada malah hidupku akan menderita. Untungnya ku berikan jodoh yang cocok, bukan?” “Benar. Mereka sangat cocok, sama-sama miskin dan menjengkelkan,” sambung Bibi. “Apa kalian berhak mengatakan itu setelah apa yang kalian lakukan?” tanya Mas Ares, aku menyentuh lengan Mas Ares agar tidak meladeni mereka, karena jika meladeni mereka tak ada yang selesai. “Kenapa? Kamu marah? Kamu mau apa? Memenjarakan kami?” tanya Yesika bersedekap didepan kami dengan kesombongan luar biasa. “Tolong dong, gembel itu diam saja, tidak perlu berkoar-koar.” Mas Ares ingin mengatakan sesuatu, namun