Bab 17. Merencanakan Sesuatu

1184 Kata

“Sialan, Roy!” umpat Sinta. Gadis itu membuang asap rokok ke udara setelah menyesapnya dalam-dalam. Sinta merutuki dirinya sendiri yang terlena di saat Roy membelainya. Jiwa jalangnya muncul karena terlalu lama diabaikan oleh Sehan. Aah … gila. Sia-sia ia memperbaiki diri jika pada akhirnya Roy lagi yang menyentuhnya. Tak lama kemudian, pria itu kembali ke apartemen. Sinta masih di ranjang dengan tubuh polosnya. Gadis itu baru saja terbangun usai melakukan pertempuran dengan Roy satu jam yang lalu. Ketika tadi ia bangun, pria itu sudah tidak ada di sana. Ternyata Roy keluar untuk membeli makanan kesukaan Sinta. “Sudah bangun, Sayang. Cepatlah mandi. Aku membelikanmu sushi,” kata Roy. Sinta membuang wajahnya kesal. Manis sekali pria di depannya ini. Apakah ia tidak ingat jika tadi ia be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN