Bab 16. Gara-Gara Sakit Hati Mantan

1154 Kata

“Cicit, Bang?” ulang Saskia. “Iya. Oma minta cicit dari Abang. Jadi, kita harus berusaha keras setelah ini,” kata Sehan dalam sambungan teleponnya dengan sang adik. Saskia terdiam. Sehan menginginkan seorang bayi, tapi ia masih kuliah dan mereka tanpa ikatan. Apakah semua akan berjalan lancar? Tidak, pasti para tetua akan mengamuk. “Kia, aku cuma mau punya anak sama kamu. Bukan wanita yang lain,” imbuh Sehan. Pria itu mengempaskan tubuhnya ke punggung kursi dan menatap jendela kaca yang menghadap ke jalanan ramai. Ia membayangkan indahnya sebuah rumah dengan suara tangis bayi dan tawa anak kecil. Bukankah itu menjadi impian semua orang? “Tapi kita enggak punya ikatan, Bang. Aku juga masih kuliah. Apa kata Papa dan Mama nanti?” sahut Saskia dari seberang telepon. “Kamu tenang aj

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN