Episode 20

1969 Kata

Kupeluk dia erat-erat. Lagi-lagi dua tetes air mata mengalir keluar dari mataku.  Tiba-tiba dia menatapku sambil menyunggingkan seulas senyum kecil. Lesung pipinya muncul, semakin mempertegas kecantikannya. Diusapnya mataku dengan lembut sambil berkata, "Pertama kali lihat kamu nangis, Kakak." Seperti sengaja, dia menekankan kata 'Kakak' itu.  Aku ikut tersenyum sambil menggeleng. "Anak nakal! Lihat hasil perbuatanmu!" godaku sambil mengacak-acak rambutnya. Betapa aku rindu melakukan hal itu! Alicia malah menjulurkan lidahnya, meledek. "Hebat kan, aku? Bisa membuat kakakku sampai keluar air mata?" Kucubit pipinya kencang-kencang. Pipinya segera memerah akibat cubitanku. Dia segera mengaduh, lalu memelototiku. "Heh! Kenapa jadi kamu yang tukang cubit? Itu bagianku!" Aku tertawa tergel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN