Melihat ekspresiku yang serius, Alicia menyandarkan punggungnya ke tembok. “Mama tadi bilang ke aku, supaya kamu panggil aku 'Kakak'. Katanya biar tetep hormat dan sopan. Mama juga ngingetin aku katanya kita bersaudara walaupun nggak ada ikatan darah.” Alicia menundukkan kepalanya. Waktu dia mengangkat kepalanya untuk menatapku, kulihat matanya agak berkaca-kaca. “Aku takut, Joe.... Gimana kalau ini isyarat halus dari Mama? Jangan-jangan Mama sudah bisa ngerasakan sesuatu. Apa Mama pingin misahin kita?”
Kuraih kepalanya supaya bisa bersandar di bahuku. Kurangkul bahunya lalu menepuk-nepuknya pelan. Tak lama terdengar isaknya. Hatiku rasanya seperti tertusuk pisau. Gadis yang kucintai menangis dan aku tidak bisa melakukan apa-apa untuknya. Kubiarkan dia beberapa saat melepas emosinya dalam
