(++)Gila Karena Ayam Kampus Perawan.

1108 Kata
Alexa memberontak, dalam hati. “Tidak, bukan seperti ini harusnya!” jeritnya dalam hati. Namun yang terjadi adalah dia kembali terlena di dalam pelukan pria ini, yang begitu lembut dalam setiap cumbuan dan sentuhannya. Aroma alami keringat yang begitu maskulin itu merengkuh jiwa dan raganya, dan penyatuan itu kembali terjadi. “Ouhh …. “ “Kamu baik-baik saja?” bisik lelaki itu di atasnya, Alexa yang tak sanggup membuka mata hanya bisa menjawab dengan anggukan kepala saja. “Apa perlu aku menyalakan lampu?” “Tidak! Jangan!” pekik Alexa auto panik, spontan dia langsung membuka mata dan akhirnya keduanya beradu pandang. “Oh … mata itu ….“ Alexa kembali mendesah manakala laki-laki itu bergerak menghentak tubuhnya dengan lembut, membuat penetrasinya terasa nikmat dan indah. Semuanya terasa berkabut, Alexa yang berusaha melihat wajah itu kembali dibungkam sebuah ciuman lembut dan hangat dan membuatnya kembali terpejam. “Kamu sungguh nikmat, Alexa … berhentilah dari pekerjaan ini dan jadilah kekasihku saja!” HAH? Alexa yang sedang tinggi-tingginya merasakan gairahnya, seketika kaget mendengar kalimat itu. Dia menoleh pada lelaki yang sedang menghentaknya dari belakang, namun dia hanya bisa melihat kening berkeringatnya karena lelaki itu memeluknya dengan penuh gairah. Otaknya bekerja cepat kali ini, jika dia berhenti dari misi ini maka kesempatan untuk mengungkap jaringan ayam kampus di universitasnya akan gagal dan sia-sia. Astaga! Alexa teringat dengan rencananya yang hendak membuat ulah dengan tidak memuaskan klien supaya ditegur oleh mucikarinya, tapi yang terjadi sejak tadi dia malah terbuai dan menikmati setiap sentuhan lelaki itu. “Eh?” Alexa buru-buru mendorong lelaki itu dan melepaskan diri, membuatnya terkejut dan seketika mematung menatapnya. “Aku menyakiti kamu? Apa ada yang salah?” tanyanya bingung. Alexa enggan untuk menoleh, dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan berbaring membelakanginya. “Nggak apa-apa, aku hanya mendadak nggak mood!” sahutnya dengan nada ketus. “Hah?” Lelaki itu terdiam, Alexa berfikir dia pasti kesal dan nantinya tidak akan membayarnya sepeserpun. Tapi … “Hahahaha ….“ “Hah? Kenapa dia malah tertawa?!” batin Alexa terkejut mendengarnya, dia menoleh dan dilihatnya lelaki itu tertawa sambil membenamkan wajahnya di bantal. “Ada yang lucu?” tukasnya kesal jadinya, Alexa memalingkan wajahnya lagi kali ini dengan perasaan dongkol di d**a. “Alexa ….“ Alexa tak menyahut, dia hanya mendengus sambil pura-pura tidur saja dan memejamkan mata. Tak lama berselang dia merasa sentuhan lembut mendarat di bahunya yang terbuka, bersamaan dengan adanya hembus nafas hangat lelaki itu yang kemudian memeluknya dari belakang. “Sebenarnya apa yang membuatmu jadi seperti ini? Ini pertama kalinya–maksudku, kedua kali kamu melakukan ini, benar ‘kan? Dan aku adalah pria pertama bagimu?” Alexa meremas selimut mendengar itu, kata-katanya begitu pas dan tepat dengan keadaannya. “Sok tahu!” sahutnya lagi dengan lebih ketus. “Alexa!” Bahunya ditarik sampai Alexa dengan terpaksa menoleh, lalu mata keduanya pun kembali saling beradu. “Kamu ….“ Alexa terkejut bukan main manakala melihat wajah itu ada di atasnya, lampu tidur yang menyala di samping ranjang menyorot dan menerangi wajah lelaki itu. “Pak Darren?!” Alexa menjerit histeris di dalam pikirannya, tak menyangka jika dosen di kampusnya justru adalah kliennya. “Jadi, dia yang ….“ Seketika otaknya buntu, Alexa terpaku diam jadinya. Darren tersenyum menatapnya, tangannya membelai pipi Alexa dengan sayang. “Aku ingin menawarkan kesempatan bagus, maaf sebelumnya … tapi yang aku dengar, banyak dari kalian yang melakukan ini karena terpaksa. Apa itu benar?” ucapnya dengan nada lembut, matanya menatap dengan hangat. “Berpikir, Alexa! Jawab!” teriak Alexa dalam hati. Dia tak bisa membiarkan Darren terhanyut terlalu dalam di dalam semua ini, dan dia pun enggan untuk menjalani hubungan dengan p****************g seperti dia. Jujur saja dia kecewa mengetahui jika dosen tampan yang selalu jadi idaman para mahasiswa di kampusnya itu ternyata tidak berbeda jauh dengan lelaki b******k lainnya. Lalu, jika dia menerima Darren, bukan tidak mungkin jika lelaki itu hanya ingin memonopoli dirinya dan diam-diam jajan lagi di luar sana. Anjing tidak akan lupa pada tulang! Misinya? Apa yang akan terjadi kalau dia berhenti? Meski ucapan Darren terdengar begitu manis dan membuai alam bawah sadarnya, Alexa tak bisa percaya begitu saja dengan mulut lelaki yang membeli jasa ayam kampus untuk melampiaskan nafsu birahinya. “Alexa?” Alexa tersadar dari lamunannya, dia lalu menatap Darren yang berada di atasnya. Lelaki itu membelai tangannya dan sesekali mencium bahunya dengan lembut, sungguh perlakuan yang sangat langka dari seorang b******n, pikirnya. “Aku tidak mau gadis lain lagi, ini adalah pertama kalinya aku melakukan hal amoral seperti ini setelah kepergian istriku. Secara kebetulan kamu lah yang datang ke kamarku, dan aku sadar sudah menghancurkan kehormatan seorang gadis di malam itu, aku minta maaf!” tuturnya pelan. Alexa tertegun mendengarnya, tekadnya yang sesaat lalu sudah mengeras dan menolak Darren mentah-mentah kembali melunak. Tapi … “Serius? Kamu berbohong hanya demi menaklukan hati seorang ayam kampus seperti aku?” tukasnya sambil tertawa sinis. Darren termangu diam tapi dia lalu tersenyum, “Kita tidak tahu kemana hati akan jatuh dan memilih orang, oke mungkin niat awal hanya ingin menolongmu saja, langkah kecil untuk menghentikan dunia gelap yang kamu jalani,” ucapnya. “Sebagai langkah awal, anggap saja aku hanya ingin bertanggung jawab atas hilangnya kehormatanmu karena aku di malam kemarin. Aku tidak hubungan kita berlanjut dengan sebuah transaksi jual beli jasa seperti ini!” Ada denyut sakit yang menyambar hatinya, Alexa menepis semua ucapan Darren mentah-mentah di dalam hatinya. Tak habis pikir ada orang yang seperti ini di hadapannya. “Kamu bilang melakukan ini adalah pertama kalinya sejak kematian istrimu, alih-alih menunjukkan kesetiaan, kamu hanya membuka jati dirimu yang sebenarnya bahwa kamu tak jauh beda dengan laki-laki yang tak bisa menahan hawa nafsunya!” sergah Alexa sambil menepis tangan Darren dengan kasar, berharap lelaki itu tersinggung dan dendam lalu protes pada mucikarinya. Di saat itulah ‘Mami’ itu akan muncul dan Alexa berniat untuk menyergapnya. “Kamu bisa kena tegur atasan kalau melayani klien sambil marah-marah begitu, Alexa!” ujar Darren tersenyum gemas sambil kembali menarik tangan Alexa sampai gadis itu terjatuh lagi di sampingnya. “Lepas!” geram Alexa, Darren menahan kedua tangannya dan mengurungnya di bawah tubuh tegapnya. “Aku nggak akan melepaskan kamu sampai kamu bilang ‘iya’,” kata Darren tersenyum. “Gila kamu!” maki Alexa marah, padahal dalam hati dia panik setengah mati, takut jika Darren berlaku kasar terhadapnya. “Ya, aku gila oleh karena seorang gadis ayam kampus yang masih perawan seperti kamu!” katanya sambil menurunkan tubuhnya. “Nggak, jangan–hmphhh!” Darren menciumnya, membungkam bibir Alexa dengan sebuah ciuman. Lumatan basah dan hangat itu tak mampu ditolak dan Alexa hanya bisa diam pasrah menerimanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN