Akhir ini Claire merasa ada yang aneh dengan rumah yang ditinggalinya. Beberapa hari lalu Claire menonton video mengenai rumah angker. Disana dijelaskan bagaimana suatu rumah bisa begitu mengerikan pasti ada suatu kejadian yang pernah membuatnya seperti itu.
"Hmmm kalau suatu tempat terasa aneh pasti ada yang terjadi disana. Aku merasa ada yang janggal dirumah ini. Entah apa tapi aku ada sesuatu yang misterius dan tak banyak orang tahu,"gumamnya
Jean menghampiri Claire yang sedang berbicara sendirian.
"Kamu kenapa?"
"Tadi tuh aku habis nonton video. Nah divideo itu dijelaskan kenapa rumah bisa begitu terasa mistis dan gak enak auranya. Misalnya disana pernah terjadi pembunuhan atau ada sesuatu kejadian yang ditutupi pada rumah ini,"
"Masa sih?"kata mamanya tak percaya
"Katanya sih gitu divideo yang tadi. Tapi aku juga ngerasa ada yang gak beres dengan rumah ini,"
"Kamu tahu dari mana,"
"Dari video kemarin. Cuma aku belum tahu spesifikasinya apa,"
"Kalau memang ada ceritanya pasti ketahuan kan apa,"
"Itu dia kita belum tahu apa yang sedang terjadi,"
Claire merenung dan mencari cara bagaimana membongkar hal tersebut. Dia mengikuti suatu acara dan hal itu mengarahkannya untuk membuka jenis video lain yang akan tampil. Entah kenapa Claire ingin membukanya.
Maka Claire memasangkan ponsel itu ke sambungan untuk loadspeaker. Dia menaikkan volume yang ada.
"Kami melihat dari kejauhan ada sebuah rumah yang depannya terdapat pohon yang besar. Semua yang tinggal dirumah itu banyak yang sudah kehilangan ekonomi, dan juga kesehatan bahkan keluarga tidak harmonis. Kalian adalah pemilik rumah yang kesekiannya yang tinggal disana. Dahulu rumah itu pernah dijadikan tempat persembahan berhala. Mungkin kalian tidak tahu tapi karena kalian yang tinggal disana. Jadi kalian yang menanggungnya padahal kalian tak mengerti apa yang terjadi pada pemilik sebelumnya,"
Jean dan mendengar perkataan itu langsung terkejut.
"Tuh kan mam, kataku juga apa kan. Berarti bener selama ini perasaanku,"
"Ya, bisa jadi,"
"Berarti apa yang aku duga dan aku rasa selama ini benar adanya,"
"Yap. Terus gimana tuh Claire soal rumah kita,"
"Katanya sih harus dibereskan,"
"Caranya nanti kita tanya saja sama yang bersangkutan,"
Padahal mereka tinggal disana sudah bertahun-tahun dan tak mengira hal itu akan terjadi. Kini Claire sadar betul akan apa yang terjadi dirumahnya serta keluarganya.
Selain memang keluarganya ada yang menjahatinya. Tapi memang didalam rumahnya juga bermasalah. Kini mereka mengalami dua masalah yaitu serangan dari dalam dan luar. Sesudah Jean mengetahui hal itu maka ia melaporkan kepada suaminya.
"Pa, tuh tadi Claire habis nonton acara. Disana bisa membaca soal rumah kita dari jauh. Katanya rumah kita ini pernah dijadikan persembahan berhala,"
"Hah? Tapi dulu gak begitu,"
"Ya yang membuatnya menjadi tempat seperti ini bukan keluargamu. Tapi pemilik tempat sebelumnya,"
"Jadi harus gimana dong?"
"Nanti kita tanya deh sama ahlinya,"
"Ya,"
Siang itu Mark bertemu dengan rekannya.
Rekannya itu adalah orang lama dari lingkaran relasi bisnis Mark.
"Mark, saya sepertinya tidak jadi beli barangmu,"
"Kenapa?"
"Karena saya sudah ada banyak barang,"
"Jangan begitu dong. Kan kita udah sepakat dari awal kalau kamu mau beli barang ini,"
"Bukan begitu. Kamu salah beli barang. Harusnya kan bukan yang ini, tapi barang yang saya mau kemarin,"
"Memang saya salah, tapi jangan begitu,"
"Jadi bagaimana?"
"Harganya berapa saja. Saya mah terserah,"pasrahnya
"Bagi dua saja ya. Saya rugi nih masuknya,"
"Deal,"katanya menyetujui
Sebelum rekan lamanya pergi. Tidak topik apapun mendadak kawannya bilang begini.
"Hayang laku jualannya,"
"Ya,"
"Jual rumah ini,"
Mark dan Jean sempat terkejut dengan perkataannya. Padahal pasangan ini tak cerita sedikit pun kepadanya. Tapi dia kok bisa tahu seakan membaca dan melihat apa yang ada didalam rumahnya.
Kemudian rekannya membawa motor itu ke rumahnya. Mark dan Jean merasa lega karena laku juga jualannya. Karena hal sesuatu terjadi diwaktu saat Claire sedang berkaca disalah satu spion.
"Aku mau lihat dulu mataku kayak ada yang aneh ya. Aku mau olesi minyak dulu dikelopak mata,"gumam Claire
Namun Claire melihat dibelakangnya ada seperti sosok nenek lampir yang sedang tertawa ke arahnya. Rambutnya putih semua pakaiannya lusuh. Claire merasa kaget namun dia tak menunjukkan rasa ketakutan kepadanya.
Sesudah Claire mengetahui hal itu maka ia menghindar dan lebih baik berpindah ke tempat lain untuk mengolesi minyak ditubuhnya. Selesai melakukan penjagaan apa yang menjadi kebiasaannya.
Maka Claire menarik tangan Jean ke arah samping jauh dari tempat jualannya.
"Mam, itu disana ada nenek lampirnya,"
"Waduh terus gimana?"
"Cepat bawa aja barangnya atau dititipkan ke orang. Kalau bisa cepat laku,"
"Mama akan bilang ke papamu,"
"Baiklah, males aku lihat dia lagi,"
Claire memberitahukan hal ini sewaktu pagi hari sebelum semua orang melakukan aktivitasnya dan pertemuan antar bisnisman belum terjadi. Setelah Reno, rekan bisnis Mark pulang. Jean berbalik badan dan menghampiri Claire kembali.
"Claire,"
"Kenapa ma?"
"Tadi Pak Reno datang kan,"
"Terus ada apa?"
"Dia bilang mau laku jualannya, jual rumah ini,"
"Apa?"
"Iya dia aneh kaya yang tahu kita soal rumah ini,"
"Ayah cerita kali atau mama bilang,"
"Enggak, kita gak cerita,"
"Berarti Pak Reno punya suatu kelebihan atau dia punya orang pintar yang sudah melihat rumah ini dan isinya,"
"Bisa begitu ya,"
"Namanya orang bisnis ma, jadi kita harus waspada kan,"
"Ya sih,"
"Jadi keinget aku dulu kan. Untung aku bisa selamat dari tempat kerja yang ada pesugihan nyawanya,"
"Iya,"
Claire teringat dirinya pernah bekerja disuatu tempat. Karena Claire yang mau dijadikan tumbal karena bagi orang pintar dan pemiliknya. Bagi kedua orang itu Claire termasuk orang yang sangat bermanfaat dan memberi keuntungan untuknya.
Claire hampir mau mengalami tabrakan beberapa kali sehabis kerja. Untung saja ketika hal itu terjadi selalu saja dia selamat dari keadaan yang mengerikan.
Claire jadi teringat ucapannya sebelum kerja disana. Dia pernah marah-marah dan juga asal bicara.
"Biar jadi tumbal pesugihan aja,"
Setelah apa yang menimpa dirinya. Maka Claire lebih berhati-hati dalam perkataannya. Meskipun ia sesekali suka lupa dengan apa yang harus dilakukannya.
"Ternyata omongan kita juga mempengaruhi ya dalam hidup kita sendiri,"
"Jadi harus hati-hati ya dalam berbicara,"sambung mamanya
"Iya, karena mempengaruhi hidup kita ma,"
"Makanya kamu gunakan perkataanmu hati-hati ya,"
"Aku akan berusaha,"
Bukan hanya itu saja. Waktu itu Claire juga pernah menemukan makhluk lain ketika dia sedang melantunkan doa untuk barang yang akan dijual oleh Mark. Saat Mark dan Claire bergandengan tangan dan menyentuh barang jualannya. Claire melihat ada yang sedang beterbangan dilangit alam lain. Wanita itu memakai pakaian serba putih dan memiliki rambut panjang serta beterbangan.
Claire pun membuka kedua matanya.
"Papi dapat ini dari mana?"tanyanya
"Dari temen,"
"Beli di dia?"
"Ya kemarin dapat dari dia,"
"Kalau bisa besok jangan di dia lagi ya belinya. Dia memakai sesuatu,"
"Siap,"
Claire merasa cukup lelah karena Mark memiliki relasi yang tidak jauh dari kegelapan ataupun barangnya selalu berisi makhluk yang aneh didalamnya. Kadang Claire merasa capek sendiri karena sikap ayahnya yang begitu.
"Ada-ada aja ya,"sahut mamanya
"Lingkungan dunia usaha ayah gak jauh-jauh dari situ ma,"
"Ya sih,"
"Daerah sini memang masih kental dengan hal begituan,"