Kenny menyapa Jean, Mark serta Claire ketika ketiganya nampak didepan pintu.
"Gimana macetkah?"sapa Jean berbasa-basi
"Tadi sih lancar,"sahut Kenny
"Oh ya pak, ini Jean yaitu saudara jauh mama saya. Kalau yang ini suaminya Jean namanya Mark. Anak Mark dan Jean yaitu Claire,"katanya sambil menunjuk kepada Claire juga menjelaskan kepada pakar spiritual itu.
"Malam bu, pak,"sapa bapak yang memakai pakaian serba hitam ditubuhnya.
Lelaki yang didominasi dengan warna hitam itu menyalami kedua orang tua Claire. Namun ia tak berani menyalami putrinya.
"Mari masuk, pak,"ajak Jean kepada Kenny dan orang yang dibawanya.
Ketiga pria itu pun masuk ke dalam rumah dan duduk dikursi yang sudah ada disana.
"Jadi gimana saya pak?"tembak Claire.
"Kalau adek itu bisa lihat makhluk astral sewaktu-waktu tapi gak tiap hari. Bagus kok ini adek dapat dari neneknya,"
"Oh,"
Andre dan Jean seolah tak ingin rugi dengan kedatangan bapak sakti yang satu ini. Andre menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya.
"Jadi waktu itu pak, ada orang ambil barang dirumah kami. Dia menemukan keris, tanah kuburan sama batu akik gitu pak,"
"Iya gak apa, ada paku gak?"katanya
"Untuk apa?"
"Dipaku pada pohon yang didepan,"
"Oh,"
Mark langsung berdiri dan menyibukkan untuk mencari paku didalam lemari serta membongkarnya. Setelah ia lama mencari maka Kenny menghampirinya.
"Ada gak, Mark?"
"Belum ketemu,"
"Beli aja tah?"
"Eh, sebentar. Kayaknya ada ini satu,"kata Mark sambil memberikan paku tersebut kepada Kenny.
Kenny mengambil pakunya dan memberikannya kepada bapak yang penuh warna hitam.
"Ini pakunya, pak,"
Lelaki itu mengambil pakunya dan memegangnya lalu mulutnya sibuk berkomat-kamit cukup lama seolah dirinya membaca mantra yang durasinya panjang dan lama. Setelah dia selesai mengucapkan apa yang diperbuatnya.
"Kenny, ini tolong pasangkan dipohon bagian tengah yang berada didepan rumah ini,"
"Baik. Kuy, lu bantu gua pasang benda didalam pohon ya,"
"Siap bos,"
Paku yang berada ditangan Kenny mulai berpindah ke tangan orang suruhannya.
Kenny mencari palu besi yang ada dirumah itu dan memegangnya lalu membawanya keluar rumah itu.
Kedua pria itu pun menghampiri pohon yang berukuran besar didepan rumahnya.
"Nih, kamu aja ya yang pukul dan tancapkan paku ini ke dalam pohonnya,"perintah Kenny pada orang yang dibawanya dari kota asalnya.
"Siap bos,"kata lelaki berkulit hitam manis itu.
Pria yang mengenakan kaos dan memiliki gigi putih mulai menancapkan pakunya ke bagian tengah pohon. Tiba-tiba Kenny merebut palu dari tangannya.
"Kerjaanlu pasti gak beres. Sini gua aja yang kerjakan,"paksanya
Kenny yang berperan menjadi bos. Semula dia yang menyuruh anak bawahannya untuk mengerjakan. Namun Kenny sendiri yang harus mengerjakan segala sesuatunya disini. Dia jadi bekerja dua kali lebih melelahkan. Kenny melakukannya karena ia ingin menolong Jean. Setelah Kenny memastikan paku itu masuk cukup dalam pohon. Tak lama ada air yang keluar mengalir ke bawah pohon. Warna air itu seperti merah tapi tidak terlalu tua.
Seakan pohon itu menangis karena tersakiti oleh benda yang kecil itu.
Bapak yang memakai pakaian hitam itu mengintipnya dari pagar besi pintunya. Kenny dan pria itu masuk ke ruangan dimana mereka pertama kali duduk.
"Gimana udah beres?"tanya bapak yang memiliki kental logat jawa.
"Udah itu pohonnya nangis,"
"Itu dia teriak katanya jangan keras-keras. Tadi dalam pisan tah nanemnya,"
"Kan kita paku sampai dalam banget,"
"Yawis, biarin aja,"
"Untuk yang lain gimana?"tanya Jean
"Ibu Jean bisa siapkan segelas kopi hitam dan pahit serta dengan segelas air putih nanti ditaruh pada gerobak Kenny,"suruh orang yang katanya sakti itu
"Ada mereknya gak?"
"Tentu ada, cari yang ada kapalnya ya,"
"Cuma kopi hitam aja sama air putih?"
"Iya, itu buat yang nungguin disini. Nanti dia yang giring dan bawakan pembeli tiap minggu makin naik nanti pembelinya. Asal syaratnya kopi hitam yang selalu baru setiap pagi dan juga air putih. Setiap hari harus ganti ya dua gelas itu. Batas telat ganti kopinya cuma sampe tiga kali. Satu kali dimaafin kalau lupa ganti, dua masih dimaafin. Kalau udah ketiga dadah babay,"
"Siap,"sahut Jean padanya
"Terus Kenny, soal rumah ini gimana?"
"Nanti kapan kita bereskan aja rumahnya ya.
Terus ini air untuk Hans. Kalau bisa diminum dan juga dimasukkan ke dalam bak ya,"pesannya
"Makasih ya, Kenny,"
"Iya, sama-sama. Kalau begitu kita pamit dulu ya,"
"Pulang dulu ya bapak Mark dan Ibu Jean,"
"Iya, makasih ya,"
Ketiga orang itu pun masuk ke dalam mobilnya. Mereka naik mobil dan sudah hilang dari hadapan rumah tua yang berada dipinggir jalan itu.
"Udah pada pulang ya?"tanya Mark kepada Jean.
"Iya, mereka baru saja pergi,"
"Kunci dulu semua pintunya ya,"
"Pastilah, pak. Kalau enggak dikunci nanti gimana,"ceplos Jean
Mark menarik pintu besi ke bawah dan juga Jean membantunya untuk mengunci pada bagian tengahnya.
"Mam, air yang tadi dikasih uda disimpen?"kata Claire
"Taro dibawah gerobak,"ujarnya.
"Ya udah,"
"Udah malam nih, kita ke lantai atas sekarang aja yuk,"ajak Claire yang sudah mengantuk.
Ayah dan ibunya mengikuti kemauan putrinya. Mereka pun berjalan menaiki tangga ke lantai atas. Sesudahnya sampai diatas rupanya Hans masih menonton televisi.
"Duh, kaget. Kalian muncul tiba-tiba. Kirain aku ada siapa,"
"Wkwkwkw,"
"Tadi Kenny tumben main ke sini ada apa?"tanya Hans penasaran dengan gerak-geriknya.
Sejenak Jean diam dan merenungi apa yang dikatakan oleh putranya. Otaknya mulai mencari ide. Aha, hal itu tiba-tiba datang dan hinggap pada kepalanya.
"Kenny tadi mampir ke sini sekalian anterin bahan makanan dia untuk digerobak. Katanya buat jaga biar gak kehabisan,"
"Oh,"
Hans pun masuk ke dalam kamarnya. Jean bergerak cepat. Ia langsung membawa botol yang berisi air khusus dan memasukkannya ke dalam bak kamar mandi. Jean menuangkan air itu ke dua buah bak. Pertama, bak berukuran besar. Kedua, bak yang lebih kecil dari sebelumnya.
Setelah itu Jean keluar dari kamar mandi dan kembali ke kamarnya. Hans malah yang pergi ke kamar mandi dan buang air kecil. Meskipun Hans tidak diberitahu kalau air dikotak persegi panjang sudah bercampur dengan sesuatu yang khusus dari luar. Hans bisa merasakannya.
"Duh, kok abis mandi. Badanku merasanya lemes banget ya. Kenapa ya?"gumamnya sendirian
Mark yang mendengar perkataan Hans itu dia berlagak tidak tahu dan terlihat sibuk didepan Hans.
Hari pun berganti. Keesokan harinya datanglah seorang teman lama dari Mark mampir ke rumah yang didiami keluarga Mark Hudson.
"Permisi, ada Bapak Mark Hudson?"
"Ada, tunggu sebentar ya,"
"Baik,"
Akhirnya Mark pun muncul dan cukup terkejut dengan orang yang hadir didalam ruang tamunya.