Bab 7 Pemberontakan Hans

1023 Kata
Setiap pagi Jean menuangkan air yang diberikan oleh Kenny tersebut ke dalam bak kamar mandi. Sehingga bila Hans masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Air yang sudah tercampur dengan air khusus dapat dipakai oleh Hans. Jean seperti sedang bermain petak umpet dan dia bergerak cepat melakukan aksinya. Terkadang dia juga menaruh air tersebut dimasakan yang dibuatnya ataupun diminuman untuk Hans yang dirinya buat sendiri. Sampailah pada suatu zona yang membahayakan Jean. Saat itu Jean sedang masak di dapur. Hans datang ke belakang sambil membaca besi. "Sampah ini buang,"suruhnya "Nanti ya," Tiba-tiba saja dalam jarak yang dekat Hans mengomel kepada Jean. "Kamu itu jahat dengan saya. Kamu mau membuat saya kehilangan nyawa ya. Sini, saya pukul kamu saja!" "Maaf, jangan,"berontak Jean Lalu Jean berteriak keras,"Tolong," Hans mau melakukan aksi pukul kepada ibunya sendiri. Mata Hans begitu beringas dan juga garang. Seolah didalam dirinya ada makhluk astral yang masuk. Claire yang sedang berada di lantai atas seketika pun turun. Clairr kira ada kucing kejepit. Sebab suaranya seperti anak kucing minta pertolongan. Mark beserta Demian dan Math pun menghampiri mereka yang ada didapur. Begitu pula dengan Claire. Claire memperhatikan dari jauh. Sementara Demian, Math berusaha untuk bicara dengan Hans. "Hans, ini mama kamu, jadi tidak usah pukul-pukul ya,"pesan Demian "Dia itu jahat mau bunuh saya," "Seorang ibu tidak mungkin menghilangkan nyawa anaknya,"tambah Math "Ibumu sayang denganmu, Hans,"tutur Demian lembut mengingatkan. "Saya kesal. Dia itu suka memberikan saya makanan yang sudah diberikan macem-macem bahkan minumna pun begitu. Duri ikan pun kemarin hampir membahayakan saya," "Soal itu kan tidak sengaja. Sekarang Hans bisa kan masak sendiri dan melakukan apapun sendiri. Lagipula Hans sudah dewasa bukan?" "Ya," Demian, Math serta Mark menggiring Hans dengan mengajaknya duduk disofa dan berbicara dengannya. Kedua orang teman Mark berusaha untuk menenangkan Hans dari emosinya yang berapi-api serta meledak seperti kompor bledug. Kemudian Hans mengoceh kembali. "Kan saya sudah bilang. Kalau itu jangan beasiswa tapi mereka malah lakukan,"ucapnya kacau melantur. Sesudah itu Hans pergi meninggalkan ketiga orang itu dan juga Jean serta Claire. Hans berjalan ke lantai atas. "Maaf Bu Jean dan juga Pak Mark. Saya rasa anak ibu butuh perhatian dan kekompakan keluarga. Dia butuh diperhatikan dan juga jangan dimarahin. Sepertinya batin dia tertekan karena apa yang kalian lakukan," "Tapi apa yang dia bicarakan tidak benar, pak,"sela Jean "Sekarang jangan marahi dia. Dia itu butuh pelukan dan perhatian dari orangtuanya," "Ya, makasih ya Pak Demian dan Math yang sudah bantu kami,"tutup Jean. Pak Demian pulang lebih awal dari rumah Mark. Namun Math masih tetap berada disitu. Math bercerita satu hal penting. "Saya ada orang bisa buat anakmu jadi seperti baik lagi," "Benar?" "Iya," "Yasudah gimana?"tanya Jean yang terpancing "Kirim foto anakmu saja," "Baik," "Tapi nanti anakmu harus ikut kesana," "Kalau ninggalin rumah itu tidak bisa tentunya," "Hmmm. Ya sudah nanti saya tanya dulu dia bisa ke sini apa tidak," "Baiklah," Setelah bapak Math pulang dan berpamitan dengan Jean serta Mark. Siang itu Kenny menghubunginya lagi. "Gimana kabarnya?" "Iya Hans kambuh lagi. Dia mengamuk lagi," "Kok bisa? Airnya udah diminum belom? Udah dicampurkan ke bak air mandi?" "Iya, dia tahu kalau air minum udah digabung dengan yang lain jadinya dia gak mau minum. Kalau sudah dicampur dalam bak mah beres. Masalahnya dia gak mau minum. Setannya pintar," "Pokoknya harus ada air yang masuk ke dalamnya," "Iya diusahakan," "Karena itu yang bikin dia dalam pengendalian diri dan tidak emosi meskipun sekelilingnya suasana tidak enak. Jangan bikin dia marah atau kesal. Terus bikin dia nyaman aja dulu," "Oh, gitu ya. Makasih ya Kenny," "Sama-sama. Nanti kalau ada apa lagi telepon aja ya?" "Siap," Kenny mendapatkan info dari Claire. Sebelumnya Claire panik dan segera mengirim pesan yang bercerita tentang keadaan Jean dan Hans serta Hans yang mau melakukan aksi pukul kepada ibunya sendiri. Kenny adalah saudara Jean. Jean sudah lama kenal dengan ibu Kenny. Ibu Kenny adalah seorang wanita yang baik dan tidak sombong. Hubungan Ibu Kenny dengan Jean sangatlah kuat bagaikan ibu dan anak kandung meskipun mereka tidak sedarah. Setelah berhari-hari, air yang diberikan oleh Kenny sudah habis. Maka Jean menyuruh Claire untuk menghubunginya dan memintanya air itu kembali. Kenny menghubunginya lagi dimalam hari. "Kak Jean nanti siapkan botol air ya. Terus buka botol air mineralnya diatas meja. Nanti Kenny suruh orang pintarnya buat ngisi doa disana," "Iya siap," "Kirim aja alamat rumahnya dimana?" "Oke," Jean melakukan apa yang dikatakan oleh Kenny. Dia meletakkan dua buah botol air mineral yang sudah dibuka tutup botolnya diatas meja dan menunggu beberapa saat hingga Kenny mengirimkan pesan lagi kepadanya. "Sudah bisa ditutup ya, Claire," "Makasih ya, Kenny," "Ma, udah bisa ditutup katanya itu botolnya," "Oh," Jean langsung mengambil dua botol air tersebut dan menutup dengan tutupnya masing-masing. Jean memasukkan satu botol di lemari untuk dirinya berjualan. Yang satu lagi dia bawa ke lantai atas dengan menyisipkannya ke tas milik Claire. "Sudah ma?" "Iya," "Kita ke atas sekarang?" "Boleh," Maka Claire beserta kedua orangtuanya berjalan dan menaiki anak tangga lantai atas. Semakin sering intens hubungan Jean menghubungi Kenny lewat Claire. Emosi dan amarah Kenny yang meledak-ledak seakan memiliki masa tenggang waktu dalam amarahnya. Misal Hans biasanya marah setiap hal sedikit dan membanting barang. Kali ini seperti orang yang isi pulsa dan ada masa aktifnya. Setiap satu minggu sekali, Hans marah dan emosi serta banting barang. Atau dua minggu sekali. Namun air itu tidak dapat membuat Hans menjadi manusia yang normal tanpa kendali. Kenny meneleponnya lagi. "Sebenarnya dia masih kesal dengan Kak Jean dan Mark, jangan diajak ngomong dulu ya," "Gitu ya," "Ya. Untuk marah udah enggak, mungkin kesal aja sih masih," "Oh, makasih ya Kenny," "Oke," "Satu lagi nanti besok kan malam jumat kliwon ya?" "Iya," "Kami mau ke rumah ya?" "Siap," Kali ini Claire serta Jean dan Mark menunggu kedatangan Kenny ke rumahnya dimalam itu. Setelah Jean banyak mondar-mandir didekat pintu masuknya. Nampaklah sebuah mobil bagus dihadapannya. Kenny beserta dua orang pun turun. Yang satu memakai pakaian serba hitam sedangkan yang lainnya memakai kaos biasa. Seperti didalam filem, biasanya yang jadi orang pintar itu yang memakai serba hitam ditubuhnya. Jean dan Mark menyambut baik kedatangan Kenny beserta pakarnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN