Lelaki yang mengaku teman dari Mark Hudson duduk dikursi yang ada. Mark pun keluar dan menemui pria itu.
"Hei, kamu itu Yovi bukan?"
"Apa kabarnya, Mark?"
"Baik. Silahkan duduk,"
"Makasih. Sekarang gimana kamu?"
"Ya gitu lha, kondisiku lagi begini,"kata Mark bercerita lebar dan panjang.
"Oh, gitu. Kalau aku sudah pensiun juga. Tapi saya cukup bersyukur karena saya memiliki banyak penghargaan yang saya dapat,"
"Wah, bagus ya, selamat,".
"Iya, Oh ya kenalkan ini anakku yang bungsu,"
Mark bersalaman dengan anak putera dari Yovi.
"Udah gede ya? Namanya siapa?"
"Mario pak,"
"Tinggi ya kaya bapaknya,"
Mario hanya tertawa saja dan cekikikan malu-malu.
"Sekarang kelas berapa?"
"Masih smp kelas 1, pak,"
"Oh, iya,"sahut Mark.
"Hmm, Mark ada yang ingin saya bicarakan?"
"Soal apa?"
"Besok saja kamu main ke rumah saya bagaimana?"
"Oh, boleh. Jam berapa?"
"Siang saja. Nanti saya jemput kamu dirumah ya,"
"Makasih ya, Yovi,"
"Kalau begitu saya dan anak saya pamit dulu ya,"
"Makasih ya uda mau mampir,"
"Oke,"
Yovi bersama Mario keluar dari rumah tua tersebut. Keduanya naik ke dalam mobil yang berada diparkiran rumah Mark.
"Bapak, itu temen?"
"Iya, itu temen sma ayah,"
"Oh,"
"Kita pulang ya?"
"Iya, nak,"
Mobil itu sudah menghilang dari parkiran depan rumah. Keesokan siang harinya, Mario sudah berada didepan rumah Mark Hudson.
"Mam, itu lihat anaknya teman papa yang kemarin,"tunjuk Claire
"Eh, Mario udah dateng. Papanya dimana?"
"Itu ada dimobil,"
"Ya tunggu sebentar,"ujar Jean kepada Mario
Jean pun menyusul ke dalam dan memanggil Mark. Mark pun keluar dan langsung menemui Mario.
"Udah datang aja ya,"
"Iya, Om,"
"Berangkat sekarang?"tanya Mark
"Mari,"
Mark pun berpamitan dengan istri dan anaknya.
"Jean, Claire, papa pergi dulu ya,"
"Hati-hati dijalan ya, pa,"sahut Jean
Mark masuk ke mobil Yovi lengkap dengan putra pertamanya. Kemudian mereka pun sampai dirumah Yovi beserta anaknya. Mereka pun turun dari kendaraan roda dua.
"Ini rumahmu Yovi?"
"Iya?"
"Bagus banget ya, bersih juga. Tempat hunian yang sangat nyaman,"
"Makasih. Kita masuk sekarang ke dalam,"ajak Yovie
Mark mengikuti kemana Yovi melangkah.
Mark memperhatikan sekeliling pekarangan dan rumah Yovi. Kompleks perumahan itu memang terlihat rapi, bersih dan aman.
"Silahkan duduk,"ucap Yovi
Kemudian Mario menyuguhkan gelas berisi air kepada tamu yang menghampiri dirumahnya.
"Minum dulu pak,"ucapnya mempersilahkan kepada Mark
"Makasih ya,"
Mark mengambil gelas berisi air putih lalu meneguknya.
"Jadi begini kemarin itu ada hal yang mau aku sampaikan,"
"Soal apa?"tanya Mark penasaran
"Hmmmm, rumahmu,"
"Ada apa dengannya?"
"Waktu aku ke rumahmu itu. Disana banyak sekali penunggunya dan juga isinya,"
"Masa?"ucap Mark tak percaya
"Ngapain aku bohong,"
"Terus?"
"Aku rasa kita harus menyerangnya bersama,"
"Dengan apa?"
"Bagaimana kalau besok kita berkumpul dirumahku lagi dan kita berdoa bersama?"
"Boleh,"
"Sekarang lebih baik kamu pulang dulu ke rumah dan beritahu istrimu mengenai acara besok,"
"Baiklah, lalu bagaimana aku pulang?"
"Oh, ya. Maaf. Baiklah aku akan mengantarmu,"
"Jadi merepotkanmu nih,"
"Tak apa, kamu kan teman baikku,"
Yovi mengantarkan Mark kembali ke depan rumahnya. Mark pun keluar dari mobilnya.
"Sampai ketemu besok ya,"katanya sambil melambaikan tangannya dari jendela.
Mark membalas teriakan Yovi dari dalam kendaraan roda duanya.
Sesudahnya Mark masuk ke dalam rumahnya.
"Tadi ada apa yah? Lama banget sampai malam gini,"omel istrinya
"Jadi Yovi tadi kasih tahu aku tentang rumah ini,"
"Sepertinya dia tahu apa yang kita alami ya,"
"Benar,"
Mark bercerita panjang lebar kepada istrinya.
"Besok kita harus datang ke rumah dia?"sambungnya
"Iyalah,"
"Ngapain nanti disana?"
"Ngadoa bareng,"
"Aku ajak Claire mau ikut gak?"
"Bilang dia aja dulu,"
Jean pun menghampiri Claire. Dan ia duduk didekatnya.
"Claire mau ikut ayah besok?"
"Mau kemana memangnya?"
"Rumah Pak Yovi,"
"Ngapain ke sana?"
Jean menjelaskan apa yang seharusnya diterangkan.
"Hmmm, kenapa gak dirumah kita aja sih ma?"protesnya
"Dianya minta disana. Kita kan butuh jadi harus ikut dia,"
"Yaudah, Claire ikut nemenin aja,"
Hari berlalu begitu cepat. Claire, Mark serta Jean masuk ke dalam mobilnya.
"Kita berangkat sekarang?"tanya Jean
"Iya,"sahut Claire
"Gak makan dulu?"
"Ngapain, udah berangkat sekarang aja biar gak kemalaman,"
Ketiganya tetap berada didalam mobil dan kendaraan tersebut melaju kencang. Tibalah mereka sampai dirumah Yovi.
Mark menelepon Yovi.
"Kita udah didepan Mark?"
"Bentar ya, bukakan pintu dulu?"
"Ok, makasih,"
Yovi membukakan pintunya dan mempersilahkan para tamunya masuk. Didalam ruangan hunian tersebut sangat enak. Ada rasa tenang dan nyaman disana. Sepertinya tempat ini suka dipakai untuk berdoa sehingga tempatnya menjadi enak untuk ditempati. Lantai rumah kompleks tersebut sangat bersih dan atmosfer rumahnya terasa begitu baik.
"Udah tahu kan kesini mau ngapain?"ceplos Yovi kepada dua tamu barunya
Anak dan istri Mark mengangguk.
"Kita mulai sekarang ya,"ajak Yovi
Adik Yovi menutup pintunya. Kemudian Yovi melantunkan kata-kata dalam doanya. Begitupula dengan Mark serta Jean. Mereka memanjatkan doanya dengan kesungguhan hati. Sekitar satu jam lebih mereka berdoa.
Saat mereka membaca doanya masing-masing. Muncul hal-hal aneh diantaranya badan Claire yang terasa sakit. Anehnya sakit itu berpindah tempat mulai dari paha hingga leher dan tangan. Terkadang terasa panas. Lalu diatas langit tempat itu terdapat binatang yang entah dari mana asalnya. Adik Yovi yaitu Adly yang menangkan binatang tersebut dan juga memasukkannya ke dalam botol. Beberapa kali muncul binayang yang aneh. Sesudah Adly menangkap binatang itu. Maka Adly mengabadikan foto momen mereka yang sedang melantunkan doa dalam diam.
Sesudah acara itu berakhir.
"Kita periksa keluar rumah bagaimana?"
"Baiklah,"
"Lihat, itu banyak sekali binatang?"tunjuk Adly
"Benar,"sahut Yovi
"Kita harus tangkapin satu-satu nih binatangnya,"ceplos Mario
Mario, Yovi, Adly serta Mark memunguti binatang yang bertebaran dipekarangan rumah Yovi. Disana ada beragam binatang diantaranya ada lintah, semut, dan bermacam hewan aneh yang tak terduga.
Setelah mereka memunguti binatang tersebut maka mereka memasukkan ke dalam botol plastik bening tanpa air dan menaruhnya di freezer kulkas.
"Untuk sementara waktu didalam sini dulu. Nanti kita lihat apakah masih hidup atau tidak,"
"Terus selanjutnya digimanakan?"timpal Mark
"Nanti kita lihat, kalau sudah satu jam kita ambil udah jadi es belom,"
"Oh, lalu?"
"Nanti kita masukkin diplastik besar, botol-botol yang berisi hewan. Kan nanti kalian pulang naik mobil. Kalau bisa plastik yang berisi botol hewan itu dimasukkan ke sungai,"
"Hanya begitu saja?"
"Tidaklah. Kamu harus ngucap dulu sebelumnya seperti ini. Jangan ganggu saya dan keluarga saya lagi ya,"
"Baik,"
Yovi membuka freezernya dan membukanya lalu mengecek keadaan setiap botol.
"Sudah pada diam semua,"
Yovi memasukkan satu persatu botol ke dalam plastik dan memadatkannya hingga botol itu terisi penuh.
"Buang disungai yang dekat saja ya,"
"Siap, laksanakan. Makasih ya,"
"Sama-sama,"