Bab 12: Mendaftarkan diri

1006 Kata
*** "Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Wajahmu tidak asing," ujar ilmuwan Chen ketika melihat Fattah berdiri di depan kantor Sunshine Fiction Ltd. Mereka pernah bertemu sebelumnya. Namun, saat itu Fattah cepat-cepat meninggalkan orang itu. Ilmuwan Chen masih memperhatikan Fattah dari atas sampai bawah. Ada yang ia lewatkan. Lelaki muda di hadapannya seolah sangat dekat dengannya. Seakan mereka rekan lama yang baru saja dipertemukan. "Maaf. Aku tidak yakin. Kau hanya familiar. Mungkin kau terkenal di suatu tempat. Misalnya aplikasi tertentu?" Banyak anak muda terkenal di dunia maya dengan cara instan. Ini zaman modern di mana semua orang bisa dikenali dengan mudah. Ilmuwan Chen meyakini bahwa Fattah mungkin salah satu anak muda yang menjadi artis media sosial muda masa kini. "Tidak. Wajahku memang pasaran," balas Fattah. Dia sangat yakin bahwa dirinya pernah menabrak orang itu. Saat Fattah melihat gambar yang hampir mirip dengan dirinya. Orang ini bukan orang sembarangan. Dia merupakan orang penting dalam pembentukan program 'pulau terkutuk' ini. "Oh. Mungkin." Ilmuwan Chen mengangguk walaupun dirinya masih bertanya-tanya mengenai sosok pria muda di depannya. "Jadi... Apa yang mendorongmu ke mari?" tanya ilmuwan Chen. "Aku ingin menjadi peserta 'pulau terkutuk'. Bukankah perusahaan kalian masih butuh peserta lagi?" Paling tidak. Fattah bisa memberikan 100 juta kepada Imran sebelum ia dikirim ke 'pulau terkutuk', uang itu akan memudahkan adiknya. Pengorbanan Fattah tidak akan sia-sia. Dia bisa menolong dua orang sekaligus. Menolong finansial Imran dan membantu Daisy di 'pulau terkutuk'. "Kau terlihat bersemangat, Anak muda!" Ilmuwan Chen sedikit meremehkan kemampuan Fattah. Memang Fattah secara fisik tidak kekar. Tubuhnya nyaris biasa saja, sama persis dengan lelaki seusianya. Ilmuwan Chen merasa pria itu tidak akan bertahan lama di 'pulau terkutuk'. "Boleh aku tahu alasanmu bergabung di dalam program ini?" Biasanya peserta yang datang adalah karena dijebak oleh orang sekelilingnya, atau orang yang sudah putus asa akan hidupnya sehingga mau tak mau mengikuti tantangan di 'pulau terkutuk'. "Aku butuh uang." Jawaban Fattah singkat. Dia tidak bisa menjelaskan panjang lebar soal dirinya yang ingin membantu Daisy. Jika ia mengaku sekarang, mungkin pendaftaran dirinya akan ditolak saat ini juga. Fattah sedikit khawatir bagaimana cara menjelaskan kepada adiknya. Pasti Imran akan sangat terpukul saat mengetahui kakaknya bergabung ke dalam program berbahaya ini. Sebuah permainan virtual yang dijauhi semua orang. "Uang memang segalanya. Banyak orang mati. Akan tetapi jika kamu bergabung sebagai anggota 'pulau terkutuk' maka kematianmu tidak akan sia-sia. Paling tidak kematianmu ada harganya." Ilmuwan Chen tertawa miris, membayangkan beberapa orang melakukan hal apapun demi uang. "Kau 'mungkin' benar." Kata-kata ilmuwan Chen sebelumnya menohok Fattah. Namun, ia tidak bisa menyanggah perkataan ilmuwan itu. Memang betul bahwa bergabung di 'pulau terkutuk' sama halnya menjual nyawa seharga 100 juta rupiah. Pria itu benar. "Baiklah. Silakan masuk ke lantai tiga. Semoga kau masih bisa tersenyum ketika sudah sampai di 'pulau terkutuk'." Permainan 'pulau terkutuk' adalah permainan orang-orang kaya. Mereka akan senang apabila para peserta dalam permainan itu menderita. Kebahagiaan para orang kaya itu adalah menyaksikan penderitaan orang miskin. Mereka merasa seperti 'Tuhan' yang bisa mengendalikan hidup para orang miskin. "Semoga. Aku pergi dulu." Fattah meninggalkan ilmuwan Chen di luar. Dia masuk ke dalam lift dan naik ke lantai tiga sesuai arahan ilmuwan Chen. Ketika Fattah masuk di lantai itu. Dia merasakan ada sesuatu yang mencekam. Firasatnya mengatakan bahwa suasana tempat itu memiliki kemiripan dengan apa yang ada di kepalanya. Fattah mengalami Deja Vu. Sebuah masa di mana seseorang merasa pernah mengalami sesuatu hal sebelumnya. Merasa pernah berkunjung di tempat tersebut sebelumnya. "Aku ingin mendaftar menjadi peserta," ujar Fattah. "Silakan isi formulir ini." Laki-laki itu mengambil formulir yang disodorkan oleh penyelenggara tempat itu. Dia mulai mengisi data diri yang ada di formulir. Berkali-kali Fattah meyakinkan dirinya bahwa apa yang ia putuskan ini sudah tepat. Dia mengorbankan pekerjaan barunya demi menolong Daisy. Fattah hanya tidak ingin di-cap sebagai lelaki tidak tahu diri. Dahulu, saat Fattah remaja. Banyak orang mencibir pribadi Fattah. Banyak yang menjauhi lelaki itu. Akan tetapi apa yang dilakukan Daisy? Wanita itu tetap tinggal di sisi Fattah. Dia datang, dan berbicara pada Fattah. Meyakinkan Fattah bahwa satu orang yang menyayangi jauh lebih berharga dari seribu orang yang membenci. Daisy mengajarkan banyak nilai kehidupan untuk Fattah. Kini Fattah harus membalas kebaikan wanita itu. Jika dahulu Daisy datang membantunya, serta mendukungnya. Maka sekarang Fattah juga datang menjadi malaikat penjaga untuk wanita baik itu. Sekitar sepuluh menit, Fattah berhasil mengisi data diri. Setelah itu, Fattah memilih keluar dari ruangan. Teknologi super canggih yang disaksikan di ruangan itu sangat membekas di kepala Fattah. Namun, Fattah berusaha menganggapnya sebagai bagian dari kemajuan teknologi yang selalu Fattah saksikan saat menonton film fiksi ilmiah. Ini familiar karena Fattah senang menonton film fiksi ilmiah. Ini zaman modern. Era serba teknologi. Kehidupan manusia bahkan bisa dikendalikan menggunakan teknologi. Ingatan manusia bisa dihapus menggunakan komputer. Isi kepala seseorang bisa disalin dan ditransfer ke kepala orang lain menggunakan komputer. "Lama tidak berjumpa!" Seseorang mengagetkan Fattah. Lelaki itu menoleh ke sumber suara sampai ia bisa melihat Anton Pramoedya dengan setelan jas kerja yang rapi. Mantan suami Daisy itu menyunggingkan senyuman olokan andalannya. "Kau...." Fattah bingung bagaimana Anton bisa ada di kantor milik asing ini. Apakah Anton juga mendaftar di program 'pulau terkutuk'. Itu terdengar konyol karena Anton merupakan pria kaya raya, bukan pria miskin yang kehilangan harapan. Kecuali Anton patah hati ditinggal cerai oleh Daisy "Apa kau mendaftar menjadi peserta 'pulau terkutuk' demi Daisy?" tanya Fattah. Daisy bilang dia dan suaminya telah berdamai. Mungkin Anton memang ingin membantu Daisy. Jika Fattah saja berani mengambil risiko maka tentu Anton juga akan begitu. Mengingat Anton dan Daisy pernah menikah sebelumnya. "Mendaftar demi Daisy? Hahaha." Anton memberikan tatapan mencemooh. Pria itu bersedekap lu menegaskan. "Aku adalah pria kaya. Aku adalah bagian dari orang yang mengatur permainan ini." Itu tidak mengejutkan. "Dan?" "Dan seperti yang kamu tahu. Aku sudah pernah bilang tak akan membiarkan Daisy bahagia setelah pisah denganku. Oleh karena itu, aku mengirim Daisy ke 'pulau terkutuk', paling tidak ia bisa sadar mengenai apa yang ia putuskan." Mata Fattah membelalak karena tidak menyangka mantan suami Daisy tega membuat istrinya masuk ke dalam sebuah jebakan. Fattah marah. Dalam hati ia berjanji akan membalaskan dendam terhadap lelaki itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN