***
Daisy Amora dikejutkan dengan notifikasi di email miliknya yang menyebutkan kalau Daisy akan bergabung menjadi peserta yang akan dikirim ke 'pulau terkutuk'. Dia mengucek matanya berkali-kali, merasa apa yang dikirim ke emailnya adalah sebuah kesalahan.
"Apa ini?" batin Daisy sembari mengunduh berkas perjanjian peserta dalam program 'Pulau Terkutuk' itu. Jantungnya berdegup kencang saat mengamati apa yang sedang ia lihat.
Surat perjanjian itu asli. Ditulis dalam tiga bahasa: Indonesia, Mandarin, dan Inggris. Daisy mencoba membaca bagian yang berbahasa Indonesia, sampai ia menemukan beberapa poin yang memberatkan dirinya apabila mundur dari program itu.
"Peserta yang mengundurkan diri setelah lolos akan dikenakan denda sebesar satu miliar rupiah."
Tanda tangan yang tergores di atas kertas itu merupakan tanda tangan asli milik Daisy. Wanita itu mulai kebingungan bagaimana surat perjanjian itu bisa ada di saat dirinya sama sekali tidak menginginkan hal itu.
Bagaimana ceritanya sampai tanda tangan miliknya ada di atas kertas itu?
Daisy mencoba merenungkan semuanya. Kapan ia apply program itu? Sayangnya, otaknya terus memberitahu kalau ia tidak pernah apply program tersebut. Lagipula untuk alasan apa Daisy bergabung dalam permainan mematikan itu.
Patah hati?
Daisy tidak patah hati setelah berpisah dari Anton. Dia malah merasa dirinya terbebas dari kebohongan suaminya. Sesaat Daisy mengira hidupnya akan tenang. Cobaan demi cobaan datang silih berganti. Menjadi salah satu peserta 'pulau terkutuk' merupakan mimpi buruk yang terwujud.
Panik, Daisy menghubungi Fattah. Dia tidak tahu harus menghubungi siapa lagi. Wanita itu tersedu-sedu di balik sambungan telepon. Membuat Fattah mencemaskannya. Daisy meminta Fattah datang ke tempatnya agar bisa memberitahu lelaki itu.
Fattah selalu ada untuk Daisy, begitu pun sebaliknya. Mereka selalu menceritakan kecemasan mereka masing-masing. Seseorang berkata bahwa tidak ada pertemanan yang paling mengagumkan kecuali pertemanan antara laki-laki dan perempuan. Begitulah Fattah dan Daisy.
"Ada apa, Daisy?"
Tepat setelah Fattah mengeluarkan pertanyaaan, Daisy memberikan laptop kepada pria itu. Memintanya membaca email berisi ucapan selamat karena Daisy berhasil apply program 'pulau terkutuk'.
Dahi Fattah mengerut. Dia mencoba memahami apa yang terjadi. Sama seperti Daisy. Lelaki itu pun terkesiap, bagaimana caranya Daisy bisa bergabung dengan program berbahaya tersebut tanpa diketahui oleh wanita itu. Dari sekian banyak orang. Mengapa harus Daisy yang lulus tanpa mendaftar?
"Dengar, meskipun aku penasaran dengan program itu. Aku tidak akan memasukkan diriku menjadi bagian dari game berbahaya itu."
'Pulau Terkutuk' dibicarakan di mana-mana. Namun, tidak banyak yang mau mengikuti tantangan dari program itu.
Jika Daisy bergabung di sana, Dia sudah membayangkan akan seperti apa nasibnya. Dia akan kalah dari anggota lainnya. Dari yang Daisy amati. Peserta yang bergabung di sana kebanyakan orang yang bermasalah dengan lingkungan sosialnya. Mereka petarung yang sebenarnya. Mereka tidak menggunakan nurani sebagaimana Daisy menggunakan hati nuraninya untuk beberapa hal dalam hidupnya.
"Jika kamu tidak mendaftar, maka lebih baik batalkan saja. Kita katakan kepada perusahaan itu kalau kamu tidak pernah apply program mereka."
Entahlah, apakah ide itu brilian atau tidak. Sebab Daisy sudah membaca kontrak yang dikirimkan kepadanya bahwa peserta yang mundur akan membayar satu miliar. Uang itu terlalu banyak. Daisy tidak mampu mendapatkan uang sebanyak itu.
"Aku tidak bisa membayar denda, Fattah."
Daisy mengusap wajahnya. Baru ia duduk di samping Fattah saat ponselnya berdering. Ada pesan masuk ke ponsel itu. Ketika Daisy melihatnya, ia bisa melihat transaksi dari Starshine Fiction. Ltd.
Perusahaan yang menyelenggarakan pulau terkutuk. Ada uang sebesar 100 juta rupiah sebagai uang jaminan awal. Perusahaan itu sudah mengirim uang ke rekening Daisy.
"Lihat! Aku sudah terperangkap, Fattah."
Satu tetesan air mata mengalir di pipi Daisy. Hidupnya telah berakhir. Dia benar-benar terpenjara dalam permainan pulau terkutuk tersebut. Walaupun Daisy mencoba untuk lari, perusahaan itu akan mengejarnya ke mana pun. Tidak ada tempat untuk Daisy kabur dari semua hal ini.
"Mereka benar-benar mengirim uang 100 juta untuk semua pendaftar yang berhasil masuk."
Fattah masih tidak habis pikir itu akan terjadi kepada Daisy. Dia diam sejenak karena tidak tahu apa yang harus ia katakan. Dia mengamati Daisy yang tampak begitu terpuruk. Bagaimana tidak! Dia terperangkap dalam situasi yang berbahaya.
"Mau tak mau aku akan ikut dalam misi 'pulau terkutuk' ini. Kalau aku ada salah maafkan aku. Aku mungkin akan mati di 'pulau terkutuk'."
Daisy tidak memiliki kemampuan khusus untuk bertahan di 'pulau terkutuk', tidak ada yang bisa dilakukan Daisy selain pasrah akan takdirnya.
"Apa kau merasa seseorang menjebakmu? Ini aneh, Daisy! Aku merasa seseorang dendam padamu."
Masalah tidak datang begitu saja. Pasti ada sebab yang mengawalinya. Fattah tahu betul akan hal itu. Dia melirik Daisy yang masih terlihat bingung.
"Aku tidak tahu. Aku tidak memikirkan siapa-siapa."
"Aku dan Anton memang baru saja bercerai. Akan tetapi saat sidang perceraian. Aku berbicara empat mata dengannya. Aku meyakinkannya bahwa perpisahan kami adalah jalan terbaik untuk kami."
Sekali lagi Fattah bungkam. Dia memang merasa kalau Anton adalah dalang dibalik terdaftarnya Daisy sebagai peserta 'pulau terkutuk'. Namun, saat Daisy menyebutkan bahwa dirinya dan Anton telah berdamai.
Fattah tidak bisa memikirkan orang lain. Daisy adalah orang yang baik. Wanita itu ramah kepada banyak orang. Mustahil ada orang yang membencinya. Apakah kebaikan bisa membuat seseorang dibenci.
"Aku akan membantumu," ujar Fattah.
"Bagaimana caranya, Fattah. Kau tidak bisa membantuku. Aku sudah terjebak. Kematian-ku ada di depan mata. Sudahlah. Apapun yang aku lakukan, tidak akan merubah takdirku."
Benar. Fattah tidak bisa menghentikan kepergian Daisy. Lelaki itu bukanlah orang yang memiliki uang banyak yang mampu menebus Daisy. Fattah hanyalah pria miskin yang kebetulan baru mendapatkan pekerjaan. Besok merupakan hari pertama Fattah bekerja.
"Entahlah. Aku tidak tahu bagaimana cara menolong dirimu. Namun, aku akan berusaha semaksimal mungkin agar aku bisa membantumu."
Sebetulnya Fattah memang belum memikirkan satu cara pun yang bisa membantu Daisy. Akan tetapi, ia yakin bahwa setiap permasalahan pasti ada solusinya. Begitulah permasalahan rumit yang dihadapi Daisy sekarang ini.
Setelah menghibur Daisy, Fattah keluar dari apartemen wanita itu. Dia memikirkan cara bagaimana membantu Daisy. Yang ada di kepalanya hanyalah ikut berpartisipasi dalam program 'pulau terkutuk' itu.
Itulah satu-satunya cara agar ia melindungi Daisy. Dia tidak akan membiarkan seseorang membuat Daisy terluka. Dia tidak akan membiarkan Daisy mati di 'pulau terkutuk'.
Fattah melangkah penuh tekad meninggalkan apartemen sahabatnya. Dia mengendarai mobilnya, meluncur ke Sunshine Fiction Ltd. Dia berharap kuota untuk menjadi peserta 'pulau terkutuk'. Semoga ia berhasil.