Kekacauan yang dilakukan Laika dan para penyihir dari Lumiren tempo hari membuat acara perayaan itu batal, raja juga terluka akibat terjatuh dari panggung yang tingginya lebih dari satu setengah meter. Hampir semua tempat diperayaan itu hancur dan terbakar, Destron senang mendengar hal itu karena itu yang ia inginkan selama ini.
Hancurnya perayaan itu membuat banyak orang tak tahu bagaimana wajah Agras yang sebenarnya apalagi Laika dan para penyihir sudah melenyapkan semua selebaran yang memperlihatkan wajah Agras, meskipun begitu Destron yakin bahwa banyak orang-orang jahat dan iblis yang sudah tahu Agras dan berusaha mencarinya, hal itu membuat keadaan semakin menakutkan lagi.
Destron tahu di luar sana banyak sekali orang jahat yang memiliki kekuatan sihir hebat, apalagi jika musuh mereka sudah bukan manusia lagi yakni iblis maka sihir yang mereka miliki pasti tak terukur lagi, bagaimana tidak para iblis itu mendapatkan sihir langsung dari penguasa alam semesta seperti yang diberikan untuk penduduk langit.
Jika sudah begitu Destron dan para penyihir lain mungkin hanya bisa memaksimalkan kekuatan mereka yang ada, karena selama ini mereka belum pernah membunuh banyak iblis tingkat menengah keatas apalagi komandan iblis yang katanya kehebatannya di bawah raja iblis langsung. Jika benar begitu maka sudah jelas bagaiaman kekuatan mereka itu.
Menurut cerita komandan iblis adalah sekelompok iblis tingkat tinggi yang terdiri dari 13 iblis, mereka hidup bersamaan dengan terciptanya alam semesta dan dibawah kekuasaan raja iblis langsung. Ketika peperangan melawan Vastoarta ribuan tahun lalu mereka berusaha menolong raja iblis tapi mereka malah berhadapan dengan roh penjaga alam semesta dan penyihir dari dunia manusia.
Ketika raja iblis di segel, ribuan tahun mereka terus mencari cara bagaimana melepaskannya hingga mereka mengambil permata milik roh penjaga alam semesta barat yakni Mithila sang api. Mereka berhasil masuk kedalam dunia roh dan mengurung Mithila di benua Betherhim, hal itu yang membuat Vastoarta bangkit kembali lagi.
Para iblis itu tahu bahwa kemungkinan besar cepat atau lambat pasti reinkarnasi selanjutnya pasti terlahir dari rakyat Valgava karena setiap negeri memiliki satu kali jatah kelahiran, jika sampai kelahiran itu bisa mereka musnahkan sebelum menemui raja iblis maka untuk mencapai reinkarnasi selanjutnya akan membutuhkan waktu yang lama sampai terlahir kembali.
Kini segel raja iblis tak lama lagi akan runtuh, hanya menunggu waktunya saja. sampai waktu itu mereka harus menghabisi reinkarnasi sang pahlawan, mereka mencari cara agar Agras tak sampai di Betherim dan mengeluarkan Mithila. Jika sampai Mithila terbebas dan menyatu dengan Agras maka kekuatan Agras akan jauh lebih hebat lagi.
Para komandan iblis itu bisa saja masuk kedalam diunia roh dengan mudah dan membuat kekacauan di sana, tapi hanya Mithila yang bisa mereka rebut sementara ketiga roh penjaga alam semesta jauh lebih kuat lagi mereka bukan tandingannya. Bahkan raja iblis saja tak bisa mengalahkan sang naga abadi karena mereka adalah entitas yang jauh lebih hebat.
Mithila sendiri yang mereka kurung adalah bagian dari rohnya bukan entitas yang ada, pertama hijau itu mereka ambil sebagai tanda bahwa Mithila pernah ada, meskipun begitu tanpa permata itu Mithila tak bisa berkomunikasi dengan roh penjaga alam semetaa lainnya, karena pertama itu simbol tentang dirinya.
Destron tahu semua itu ketika para dewan mengatakan padanya, keesokan harinya setelah dirinya mengatakan bahwa Agras sudah melakukan penyatuan dengan Vastoarta. Destron yang sebenarnya panik harus mempersiapkan dirinya apapun yang terjadi, ia sudah memasang banyak pelindung sihir di Lumiren begitu juga dengan kota-kota sebelahnnya meskipun mereka juga memiliki pelindung sendiri.
Kasota sudah memiliki pelindung dari Zaheer dan para anggota sektenya, mereka memiliki sihir yang cukup hebat bahkan sihir mereka adalah sihir gelap yang memungkinan membuat selubung tak tertembus baik bagi manusia maupun bagi iblis itu sendiri, pelindung itu lebih hebat dari miliknya, sedangkan di Tron, ada Isaac dan para Uskup gereja.
“Anak itu sudah mencapai batas maksimal dalam pelatihannya, aku sudah tak memilik ilmu apapun lagi untuk diajarkan padanya,” ujar Prata pada Destron ketika mereka berbincang di depan kastil setelah ia dan Agras berlatih.
“Anak itu sudah melakukan penyatuan dengan para roh dan Vastoarta sendiri,” kata Destron.
Air muka Prata berubah seketika. Mengapa Destron tak mengatakan sejak awal jika Agras sudah melakukan penyatuan, apa mereka melakukan penyatuan hari itu saat tiba-tiba Agras tak sadarkan diri dan akhirnya ia membawanya ketempat Destron. Jika benar berarti sejak saat itu kekuatan Agras sudah bertambah berkali-kali lipat hingga membuatnya bukan seperti manusia biasa lagi.
“Mengapa kau tak mengatakannya sejak awal padaku?” tanya Prata kemudian sebenarnya itu lebih pada pernyataan bahwa ia tak diberitahu apa yang terjadi.
“Aku hanya ingin tahu sampai sejauh mana ia masih bisa bertambah kuat, nyatanya kau sudah tak bisa mengajarinya lagi,” ucap Destron.
“Bukan aku tak bisa mengajarinya lagi, tapi anak itu memiliki kekuatan di atas rata-rata bahkan jika beradu denganku aku bisa saja kalah, untung saja aku tak mengajaknya berduel.” Prata sedikit bersyukur sebenarnya mengetahui hal itu, bukan ia taklut tapi muridnya kini bukan lagi anak beberapa bulan lalu yang ia kenal, selain sebagai reinkarnasi ia juga anak dari Luis laki-laki yang dulu pernah hampir mengalahkannya dan membuatnya sekarat. “Lalu apa yang harus aku lakukan saat ini?”
“Kembalilah pulang ke Loth, istrimu pasti juga sudah menunggu, aku tak tahu apa yang mungkin terjadi karena semakin banyak orang yang tahu bahwa reinkarnasi itu terlahir, mungkin saja sesuatu yang buruk sedang mengintai.” Destron mengatakan hal itu karena sadar bahwa keadaan saat ini tak mudah dilalui.
Prata mengerti maksud dari Destron, semakin banyak orang tahu semakin kacau keadaan itu, maka dari itu kemungkinan besar istrinya juga berada dalam masalah yang membuatnya bisa saja mati dalam waktu dekat yang entah kapan itu. Prata harus berada di samping istri dan anaknya karena jika terjadi hal itu ia tak bisa memaafkan dirinya sendiri.
“Apa Agras akan pergi ke Betherim?” tanya Prata.
“Iya, tapi ia harus menunggu sang reinkarnasi dewi dan sang naga datang lebih dulu, mereka adalah anggota yang akan membantu Agras dalam menjalakan misinya,” ujar Destron.
“Kapan mereka datang?” tanya Prata lagi.
“Kemungkinan dalam waktu dekat, setelah kau kembali ke Loth,” jawab Destron.
Prata mengangguk paham, ia paham dengan maksud Destron. Agras tak mungkin pergi seorang diri untuk membebaskan roh penjaga alam semesta barat dan kembali menyegel raja iblis, maka dari itu ia harus ditemani oleh dua orang lainnya, yang tak lain orang-orang terpilih.
Mereka sama seperti Agras yang menjadi wadah dan penyatuan dari para reinkarnasi, seorang perempuan dari reinkarnasi sang dewi langit dan satunya keturunan dari naga seorang anak laki-laki, menurut cerita kekuatan mereka begitu hebat saking hebatnya mereka cukup terkenal, satunya dari Spalda satunya dari kota Yogs.
Mereka yang sudah di pilih juga ditakdirkan untuk mengikuti Agras, karena keduanya dulu sebelum reinkarnasi adalah makhluk-makhluk yang sudah membantu Vastoarta untuk mengalahkan raja iblis dan para bawahannya. Kini mereka juga akan membantu Agras lagi untuk melakukan hal yang sama dan membuat perdamaian dunia kembali.
Setelah pembicaraan panjang itu Prata pun berlalu pergi dan menuju kamar Agras, di sana ia melihat Agras yang duduk di atas tempat tidurnya sambil terus menggosok pedangnya. Ia harus mengatakan salam perpisahan dengan Agras karena sudah waktunya. Melihat kedatangan Prata itu Agras pun meletakkan pedangnya.
“Ada apa?” Begitu tanya Agras.
“Latihanmu sudah selesai, aku harus kembali ke Loth,” kata Prata.
Agras hendak mencegah hal itu tapi ia kini sadar bahwa ia sudah tak membutuhkan guru lagi dan waktu Prata mengajarnya pun sudah selesai, Prata harus kembali ke Loth karena ia memiliki anak dan istri yang harus ia jaga di sana.