7. MENCARI GADIS MISTERIUS

1132 Kata
Julia senam pagi dengan semangat hingga ibunya mengetahui semangat itu, mereka sempat mengobrol bersama dan membicarakan tentang kedewasaan Julia. *** Hari Minggu telah tiba, terlihat Romy Fernando sedang mengendarai motor dengan santai. Dia bersama neneknya, sepertinya ingin ke pasar lagi untuk membeli keperluan rumah. "Pasti di pasar hari ini sangat ramai, apakah mungkin gadis bergaun jingga itu datang lagi? Aku sangat penasaran, sebenarnya siapa dia?" batin Romy. Waktu itu Romy memang tidak sengaja memotret Julia, namun wajahnya tidak terlihat sama sekali, karena posisi di foto sangat jauh di seberang taman, apalagi menghadap ke arah bunga. "Entahlah, kenapa aku mikirin gadis misterius dalam foto itu, aneh. Udahlah, lupakan saja!" batin Romy. Sekitar 30 menit, mereka sampai di pasar. Seperti biasa, Romy akan jalan-jalan di sekitar pasar, sementara neneknya berbelanja. Romy selalu hafal kapan ketika neneknya ingin pulang, terlebih mereka sepakat pulang sekitar pukul 10 pagi. Romy berniat menuju taman tempat adanya foto gadis misterius itu, namun lokasinya agak jauh, jadi dia akan jalan-jalan dulu sambil menuju ke sana. Romy juga melihat-lihat di sekitar, siapa tahu ada sesuatu yang menarik untuk difoto. "Udah aku duga, pasti pasar sangat ramai di hari Minggu," batin Romy. Setelah sekian menit jalan-jalan, dia menemukan ide yang menarik untuk difoto, kemudian segera ke sana. Romy naik ke pohon mangga yang belum berbuah, memang selama ada ini beberapa pohon mangga di pinggir jalan. Setelah sampai di bawah pohon mangga, dia segera memanjat. Ada beberapa orang melihat aksi Romy tersebut, tampaknya terheran dan mungkin berpikiran aneh-aneh. Romy tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang-orang ketika melihatnya sedang memanjat pohon, lagi pula tidak kenal dengan mereka. Akhirnya Romy sampai juga di atas pohon, namun hanya sampai pertengahan, karena dia memiliki ranting pohon yang nyaman, aman, dan pas untuk memotret keadaan pasar. Selanjutnya, dia memotret beberapa kali. Mungkin akan diseleksi, mana foto yang menurutnya paling bagus, atau bisa jadi memang mengambil foto di sudut pandang yang berbeda. Keadaan pasar cukup menarik bila dilihat dari atas pohon, banyak orang berjalan di pinggir jalan menuju dalam pasar. "Kak, kamu lagi ngapain?" tanya seorang anak laki-laki di bawah pohon, mereka bertiga dan kebetulan melihat Romy sedang di atas pohon. Mendengar itu, Romy sedikit kaget karena sedang memperhatikan hasil foto yang hampir semuanya bagus. "Oh, aku ...! Sedang memotret sesuatu!" jawab Romy dengan tersenyum. "Jadi begitu, pasti keren donk hasil fotonya?" "Ya, begitulah!" jawab Romy. "Hmm, kalian bertiga aku foto ya! Buat koleksi," pinta Romy. "Oke Kak, kami mau!" Romy senang mendapat itu, dia segera mengarahkan 3 anak laki-laki tersebut agar keren saat difoto, Romy juga minta agar mereka tersenyum serta sedikit gaya tangan atau jari. Setelah difoto, hasilnya sangat keren. Foto 3 anak tersebut menunjukkan persahabatan sejati yang istimewa, kebersamaan, dan perasaan senang. Mereka sedikit berkenalan, namun sekedar nama dan rumah. Rumah 3 anak tersebut tidak begitu jauh dari pasar, sekitar 1 kilo meter, katanya mereka bersepeda saat menuju ke pasar. Romy berterima kasih atas kesediaan mereka difoto, kemudian 3 anak laki-laki itu pergi. "Remaja. Gak terasa masa itu sudah lewat jauh, sekarang aku udah sangat dewasa. Betapa indahnya saat usia remaja, tapi semua udah berlalu. Cukup menjadi kenangan terindah dalam hidup, sekarang harus fokus menjalani masa kini," pikir Romy. Saat Romy ingin turun, dia mendengar adanya suara burung, lebih tepatnya anak burung. "Burung? Di mana mereka?" gumam Romy sambil mencari keberadaan burung tersebut. Akhirnya dia menemukan sarang burung beserta anak dan induknya, sungguh menarik perhatian, itu adalah keluarga burung pipit. "Wah, bisa jadi bahan objek foto nih!" Romy segera mendekat pelan-pelan dengan memanjat pohon mangga lebih tinggi. "Di sini saja, sepertinya tepat sasaran," ucapnya, lalu segera mengambil posisi untuk memotret. Romy berhasil memotret induk burung yang sedang memberi makan anak-anaknya, sangat menarik di foto itu. Romy juga memotret ketika induk burung pipit mengarah padanya, bahkan burung itu tidak takut dengan keberadaan Romy, padahal sudah tahu sosok Romy, mungkin burung itu yakin bahwa Romy tidak akan menyakiti atau mengganggu keluarga kecilnya, apalagi Romy masih agak jauh dari lokasi sarang burung, sekitar 5 meter. Setelah mendapat beberapa foto menarik tersebut, Romy segera turun dari pohon, dia ingin melanjutkan perjalanan menuju taman bunga. Sambil melangkah perlahan, Romy mencari keberadaan gadis misterius itu yang sebenarnya adalah Julia, namun tidak menemukan nya. Itu sudah jelas, karena ini hari Minggu, Julia tidak diperbolehkan keluar rumah, hanya boleh maksimal di halaman rumah, bahkan pergi ke rumah tetangga pun tidak boleh. sungguh berat, padahal seharusnya hari Minggu adalah hari bersenang-senang atau jalan-jalan. Sekian menit berlalu, Romy sudah sampai di taman yang dimaksud. Dia tersenyum melihat indahnya taman yang terdapat banyak bunga warna warni itu, dia melihat ada kupu-kupu indah dengan corak 3 warna. "Sepertinya aku pernah lihat kupu-kupu seperti ini? Tapi di mana ya?" gumam Romy sambil berpikir. "Oh iya, di hutan. Aku pernah memotretnya juga? Mungkinkah memang kupu-kupu itu? Sepertinya gak mungkin, karena kupu-kupu semacam ini pasti banyak," lanjutnya. Romy ingin memotret kupu-kupu itu, namun malah terbang mengelilingi dirinya hingga membuat Romy terkejut, dia merasa kagum sekaligus heran, mengapa kupu-kupu itu melakukan hal tersebut. Setelah terbang mengelilingi Romy, kupu-kupu cantik itu terbang pergi menjauh dan semakin jauh. "Tunggu! Aku belom memotret kamu. Kenapa malah pergi?" ucap Romy, dia merasa sedih, kemudian menghela napas. "Ya udahlah, mungkin aku kurang beruntung. Setidaknya masih banyak objek foto lainnya." Kini Romy memotret indahnya bunga-bunga di taman, sekalian berkeliling taman. Di rumah Julia, ternyata dia juga sedang di taman rumahnya. Terlihat sedang berkeliling sambil bernyanyi bahagia, bahkan sedikit menari-nari seperti sedang mendapat sesuatu hal yang menggembirakan. Sesaat kemudian, ada kupu-kupu hitam keren dengan corak putih terbang mengelilingi dirinya, hal itu membuat Julia berhenti mendadak dan terkejut, sekaligus kagum. "Ada apa dengan kupu-kupu ini? Apakah dia sedang mengirim pesan padaku? Atau dia adalah kiriman dari sang pangeran? Hihi, sepertinya itu gak mungkin," gumam Julia. "Tapi ... sepertinya aku pernah melihat kupu-kupu ini? Di mana ya? Oh, iya. Di taman dekat pasar. Apa kupu-kupu ini mengikuti aku? Sepertinya gak mungkin, ada banyak kupu-kupu semacam ini di dunia." Setelah itu, kupu-kupu itu terbang jauh hingga keluar dari halaman rumah Julia, hal itu membuat Julia bersedih. "Kenapa? Kenapa kamu pergi terlalu jauh? Seharusnya kamu tinggal di taman ini saja! Aku gak keberatan kok," ucap Julia sambil melihat kepergian kupu-kupu tersebut. Dia mengikhlaskan kepergian kupu-kupu, namun dia berharap makhluk keren itu datang lagi menghampiri dirinya. Setelah itu, Julia memetik bunga mawar merah di tamannya, dia tidak masalah dengan itu, karena jumlah bunga ada banyak, jadi hanya berkurang 1 tidak mengurangi indahnya taman. "Aku akan membawa bunga ini ke kamar!" Hari semakin siang, kini saatnya Romy pulang ke rumah bersama neneknya. "Aku tidak menemukan gadis misterius itu, apa dia hanya sekali ke pasar? Mungkin benar, bisa saja dia orang jauh," batin Romy. "Setidaknya aku mendapat banyak foto menarik, ini sangat sempurna," lanjut Romy dengan tersenyum, dia berpikir positif, karena masih banyak hari esok. Berharap menemukan gadis misterius itu, dia hanya ingin tahu saja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN