8. SUASANA KOTA

1057 Kata
Romy mendapat beberapa foto menarik lagi saat di pasar, dia juga berusaha mencari gadis misterius di fotonya, namun tidak menemukannya. *** Setelah Romy sampai di rumah, dia membantu neneknya membawa masuk barang belanjaan. Selanjutnya, dia menuju kamar tidur dan rebahan sebentar. "Hari yang cukup indah dan banyak hasil foto bagus, namun aku tidak menemukan gadis itu lagi," gumam Romy sambil melihat langit-langit kamar tidurnya. Kameranya masih digelantungkan di depan badan, tentu saja menjaga agar tidak tertindih badan, makanya dia rebahan. "Ah, kenapa aku mikirin gadis yang sama sekali gak aku ketahui itu, aneh. Ada apa dengan gadis itu, kenapa seolah-olah dia memancarkan aura pemikat. Sial, ini gak baik! Sebaiknya aku lupakan gadis di foto itu. Lagipula aku gak mungkin ketemu dia," lanjutnya terus bergumam dan berpikiran asal apa yang nanti bisa terjadi. Romy membuka hasil foto-fotonya lagi sambil rebahan, dia tersenyum ketika melihat 3 remaja di fotonya tersebut, sama-sama tersenyum. Romy jadi teringat masa remaja kembali, dia memiliki 2 sahabat juga, tapi kini tidak pernah lagi ketemu, karena semuanya sedang merantau ke luar negeri. Apalagi Romy pindah rumah jauh dari tempat tinggal saat remaja dulu, karena dulu berada di asrama sekolah, alias pondok. "Teman-teman, apa kabar kalian? Apakah kalian semua udah nikah?" ucap Romy, dia tidak pernah mendapat kabar mereka lagi semenjak lulus SMA, dia sedikit sedih, tapi tidak apa-apa dengan itu, karena semua memang harus menjalani hidup masing-masing. Sangat sulit untuk selalu bersama-sama hingga tua, meskipun itu sahabat. Sahabat bisa menjadi kenangan yang asik dan tidak terlupakan, meski akhirnya berpisah. Berbeda dengan cinta, jika bisa mengikat hingga pernikahan, maka bisa menjadi teman hidup hingga tua dan sampai menutup mata selamanya. "Mungkin saat ini kalian berdua hidup bahagia, aku yakin itu. Semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi, entah itu kapan." Setelah itu, Romy bangun dari rebahan, dia harus menyiapkan sesuatu untuk perusahaan seni. Namun karena ini hari Minggu, maka perusahaan tutup, Romy berencana mencari objek menarik lagi untuk difoto. Tidak lupa juga, dia menulis sesuatu yang menarik di buku kecilnya, dia menulis sambil tersenyum, berharap ada keajaiban yang sebentar lagi bisa dia tulis. Setiap hari Romy selalu mencari objek foto untuk dipotret, meski hanya sekali atau dua kali minimal. Terkadang hanya untuk koleksi, namun sebagian besar untuk keperluan pekerjaan. Menit hingga jam terus berlalu, kini sudah berganti malam. Romy jalan-jalan malam di sekitar desa, namun kali ini tidak membawa kamera, dia hanya membawa sebuah ponsel lama. "Halo Romy, mau ke mana?" tanya seorang laki-laki paruh baya yang kebetulan lewat berlawanan arah. "Oh, cuma ingin menghirup udara segar di malam ini," jawab Romy. "Kenapa gak bawa kamera sekalian?" "Gak, hari ini aku sudah memiliki banyak foto menarik, jadi besok saja dalam mencari foto menarik lainnya," jawab Romy sambil memberi tahu yang dia dapat. "Hebat kalau begitu. Ya udah, semoga malam ini indah bagimu." "Makasih Om!" Laki-laki paruh baya itu pergi, Romy pun melanjutkan jalan-jalan malam. Romy memasukkan ponselnya ke dalam saku celana, lalu berjalan santai dengan memasukkan kedua tangan di kedua saku. Terlihat sangat cool, apalagi Romy memiliki wajah yang manis, badannya ideal, dan berkulit putih. Sebenarnya Romy layak menjadi bintang film, bahkan bisa menjadi populer jika dia mau. Tapi Romy tidak suka dilihat banyak publik, maka dari itu dia tidak mencoba mendaftar menjadi bintang film, bahkan sampai sekarang, hidupnya serba tertutup saat di luar desa. Romy berhenti di jembatan biru, jembatan yang ada di pinggir desanya dengan cat warna biru. Dia memperhatikan aliran sungai kecil yang jernih, ada juga cahaya rembulan bersinar menghiasai air. "Andai ada gadis yang menemani aku di sini, rasanya pasti asik dan bahagia. Kita bisa mengobrol banyak hal dan bercanda ria. Bahkan jika udara mulai dingin, kita bisa berdekatan atau berpelukan. Bisa juga kita bercium ...," ucap Romy sambil membayangkan ada gadis impiannya di samping. "Astaga, aku ini sedang berpikiran apa? Jangan, jangan, ini gak boleh. Lupakan hal seperti itu. Aku yakin waktu itu akan datang, aku harus yakin. Tapi sebaiknya jangan berpikiran yang aneh-aneh, gak baik," lanjut Romy sambil menepuk kepalanya agar lupa dengan pikiran konyol tersebut. Malam semakin dingin, Romy bergegas pulang karena dia sudah merasa puas dalam jalan-jalan malam. Udara segar juga membuat pikirannya fresh, namun karena udara mulai dingin, lebih baik mengakhiri jalan-jalan malam ini. Setelah sampai rumah, dia segera tidur karena besok harus ke kota untuk mencari sesuatu, salah satunya objek foto jika ada, namun tujuan utama ke perusahaan seni. *** Pagi hari sekitar pukul 8 pagi, tampak Romy mengendarai motornya dengan santai. Dia hanya sendirian, karena kemarin sudah mengantar neneknya ke pasar, jadi tidak mungkin setiap hari ke pasar. Biasanya 1 minggu sekali atau terkadang dan jarang 2 kali dalam seminggu pergi mengantar neneknya ke pasar. Di kota, Romy menyerahkan hasil fotonya kepada manager di perusahaan seni, tentu saja langsung mendapat upah. Romy sangat senang mendapat itu, begitu juga dengan sang manager yang mendapat foto istimewa dari Romy, dia selalu bangga dengan foto yang dibilang Romy, hampir semuanya sempurna, bahkan tidak ada yang buruk. Keduanya saling mengucapkan terima kasih. Setelah urusan dengan perusahaan seni selesai, dia berencana mencari objek foto lagi. Namun sebelum itu, dia ingin menikmati suasana kota ini sekalian jalan-jalan, dia akan melupakan sementara pekerjaan fotografer pagi ini. Romy ingin sesekali bersenang-senang sebelum bekerja lagi. Saat jalan-jalan, dia melihat penjual es krim makanan favorit Romy, tentu saja dia segera membelinya. Selanjutnya, dia duduk di kursi umum dekat taman, sekedar menikmati es krim sambil memandang suasana kota. Saat makan es krim sendirian, dia selalu mendapat pusat perhatian orang-orang yang lewat, tapi Romy tidak peduli dengan itu, dia tetap asik menikmati es krim. "Kapan lagi ya, ada gadis yang menemani aku makan es krim," batin Romy, dia jadi teringat dengan seseorang di masa lalunya. Raut wajahnya sedikit sedih, bahan berhenti sebentar dalam makan es krim, tapi kemudian berusaha tetap tegar dan melupakan masa lalu. Romy kembali tersenyum dan makan es krim lagi dengan nikmat, es krim rasa coklat yang paling dia suka. Setelah sekali makan es krim, dia melanjutkan jalan-jalan. Tentu saja Romy memakai topi, kacamata dan jaket hitam. Kamera selalu dia bawa, terutama dengan mengalungkan tali kamera di lehernya. Di tempat lain namun masih kota yang sama, terlihat ada gadis bergaun, namun kali ini gaun warna ungu. Gadis itu sendirian dan sedang memperhatikan ponselnya, tampak tersenyum manis. Ternyata dia adalah Julia, tapi kenapa dia hanya sendirian? Di mana 2 bodyguard yang biasa bersamanya itu? Sungguh membingungkan, apa yang Julia lakukan seorang diri di kota ini?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN