Rain langsung mengembuskan napas lega saat sudah masuk ke dalam kamar kost-nya. Biasanya jantung ia tak sampai berdetak abnormal seperti ini saat bertemu Reza, tapi malam ini rasanya berbeda. Bahkan sensasinya masih terasa sampai sekarang. "Apaan, sih," ucapnya sambil melepas kerdung. "Lu cantik kalau ketawa lepas kayak gini, lebih feminim." Perkataan itu masih terngiang-ngiang di ingatan Rain. Ia langsung mengusap wajah kasar, bisa-bisanya kata-kata tidak berbobot itu terngiang-ngiang. Giliran rumus matematika, dihapalkan berhari-hari mudah sekali terlupakan. "Gua tunggu chat lu." Dan lagi ... di saat itu juga Rain langsung mengabrukkan tubuh di kasur, membiarkan wajahnya tenggelam di bawah bantal. Sensasi ini ... ia belum pernah merasakannya. Rasanya seperti diajak terbang, ada inda