“Mas… warung bapak kebakar. Sudah hampir setengah yang kena bakar, Mas Banyu, ini bagaimana? Pemadam kebakaran sudah membantu memadamkan api, tapi semua dari warungnya sudah hampir habis. Mas Banyu segera ke sini ya, Mas, saya tidak tahu harus mau berbuat apa.” Seluruh tulang di dalam tubuhku terasa lemas seketika, aku terjatuh begitu saja setelah mendengarkan ucapan Pak Sofyan. Yusuf yang duduk tak jauh dariku langsung menghampiri, dia memanggil yang lain dan mencoba menggotong tubuhku ke ruang tengah. Kebetulan Pak Slamet saat itu tengah berjalan menuju rumahku, beliau pun ikut tergopoh-gopoh untuk mengetahui apa yang tengah terjadi di rumahku. Aku hanya diam sambil melamun memandang langit-langit rumah, sambungan telpon mash terhubung. Tapi aku tak kuasa untuk memegang ponselku, Yusuf d