Abil Aku menatap tetes hujan yang turun dengan lebatnya. Pandanganku kosong, mengingat akhir-akhir ini aku tidak begitu semangat kerja hanya karena aku merasa kalau Pak Juna menghindariku sejak sore itu, sore di mana dia menyuruhku untuk memikirkan kata-katanya. Bahkan waktu kami duduk bersebalahan ketika pulang, dia sama sekali tidak mengajakku bicara. Tidak sampai situ, beberapa hari ini aku merasa Pak Juna selalu memalingkan wajah begitu melihatku. Apa salahku sehingga diabaikan begitu? Tidak bisakah dia menghargai saat dimana kami begitu akrab keliling area Malioboro sambil sesekali bercanda? Sebenarnya bohong jika aku bilang aku tidak merasa Pak Juna memberi perhatian lebih padaku. Tapi apa alasan dia sampai mau melirikku yang biasa-biasa saja be