Juna “Kondisi kantor gimana, Jun?” Tanya papa pagi itu, begitu aku duduk tepat di depan beliau untuk sarapan. “Aman, Pa. Bulan ini saham naik hampir lima persen.” “Papa ikut seneng dengarnya.” Papa tersenyum, lalu menyeruput air putih yang ada di depan beliau. “Lebih bagus lagi kalau kamu segera kenalin calon ke Mama sama Papa.” Mama datang dengan satu mangkuk sup panas. “Oh iya Jun, apa kamu belum ingin menikah?” Papa kembali bertanya, kali ini tentang bahasan yang sebenarnya sedang ingin aku hindari karena aku belum memiliki jawaban yang bagus. “Keinginan sih sudah ada dari dulu, Pa.” “Tapi?” “Calonnya masih dalam proses.” Aku terkekeh. “Proses terus dari kapan tahu.” Mama mengambil nasi untuk Papa dan meletakkan beberapa lauk di atasnya. “Jangan lam