Abil “Kenapa nggak dimakan? Katanya belum sarapan?” Aku menoleh ke arah Pak Juna begitu dia kembali bersuara. Aku menggaruk pelipisku sejenak, lalu menatap bubur ayam yang tadi dibeli oleh adik Pak Juna sebelum dia pamit pulang. “Ini mau dimakan, Pak.” Jadi, setelah tadi aku hampir tak percaya kalau Pak Juna ini adalah laki-laki yang dulu aku tolong, akhirnya Pak Juna mengaku kalau memang dia pernah kecelakaan dan ditolong oleh perempuan yang tak lain adalah aku sendiri. Adik Pak Juna langsung pamit tidak lama setelah dia membeli bubur untuk dia makan sendiri dan juga membelikannya untukku. “Setelah selesai sarapan, saya ingin memberi tahu kamu sesuatu.” “Apa, Pak?” aku yang baru saja menyendokkan bubur ke mulut, reflek menoleh begitu mendengar suara Pak Juna.