Amelia membeku. Akhirnya setelah perdebatan dan perjuangannya membujuk Caleb sekali lagi tak berhasil, Amelia terhenyak ketika kakinya menginjak bumi Amerika untuk pertama kalinya.
Amelia terdiam saat Caleb menggandengnya turun dari pesawat. Menyusuri hiruk pikuk bandara sebelum akhirnya Caleb mendorong bahunya untuk masuk ke dalam sebuah limousine yang sudah menunggu.
Amelia merasa terasing. Wajahnya terlihat aneh diantara hiruk pikuk manusia di sana. Rambut hitamnya benar-benar membuatnya berbeda. Juga kulitnya yang tidak putih pucat seperti orang Amerika kebanyakan. Amelia merasa dirinya seperti alien yang baru saja mendarat di bumi.
Mobil melaju cepat membelah keramaian. Caleb terlihat sibuk dengan ponselnya. Menjawab beberapa pesan masuk sambil sesekali menoleh pada Amelia yang menoleh ke samping. Terlihat sedikit bingung dan menyesuaikan diri dengan tempat barunya yang jelas sangat berbeda dengan Bali.
Mobil terus berjalan dan Amelia sedikit menoleh ke arah Caleb. Pria di sampingnya ini jelas sangat kaya kalau di lihat dari semua yang dimilikinya. Semua terlihat berkelas.
Amelia menelan ludahnya kelu. Berpikir ulang...sebenarnya dia masuk surga atau neraka hingga terjebak bersama pria ini? Hidupnya berubah total. Walaupun Caleb mengajarinya hidup dalam kesederhanaan...namun kata sederhana menurut standar Caleb Leandro berbeda dengan standarnya. Sederhana versi Caleb adalah kemewahan yang sangat berlebihan bagi Amelia yang bahkan terkadang harus hidup dengan dompet yang benar - benar kosong dari yang namanya rupiah.
"Tenanglah. Kita akan segera sampai dan kau bisa beristirahat." Caleb mengusap bahu Amelia membuat Amelia sedikit tersentak dari lamunannya.
"Bagaimana dengan keluargamu? Aku...tidak terlalu yakin."
Caleb tertawa pelan.
"Hanya ada Mom dan Dad dan para maid. Selebihnya...kakek dan nenekku, mereka sedang berkeliling dunia. Menikmati hidup mereka. Aku punya tiga adik perempuan. Summer Grace, saudara kembarku. Kami selisih sepuluh menit. Dia sudah menikah dan tinggal dengan suaminya. Sekarang dia ada di Palermo. Lalu kau akan bertemu Shopia Grace dan Ava Grace. Mereka kembar dan berusia 14 tahun sekarang. Mereka berisik tapi kau akan suka dengan mereka. Ada sesuatu yang akan membuatmu menyukai mereka dengan segera."
Amelia mengangguk.
"Dan Mom...jangan kaget kalau dia suka sekali menjerit. Sedang Dad sangat...tidak...dia tidak lembut tapi kau akan menyukainya. Kau lihat saja nanti."
Amelia mengangguk lagi. Tersenyum tipis dan gugup saat Caleb mencoba menyalurkan perasaan menenangkan dengan mengacak rambutnya.
"Kau akan bertemu banyak keluargaku dan aku berjanji untuk itu."
Amelia tercekat. Ini...buruk. Dan dia belum siap. Bagaimana dengan bahasa Inggris nya yang masih berantakan? Bagaimana dengan dirinya yang seperti orang udik?
Mobil berbelok. Memasuki sebuah komplek perumahan yang sangat elit dengan penjagaan super maksimal. Petugas keamanan memindai mobil Caleb dan supir harus menyerahkan id card nya.
Mobil kembali melaju setelah semua prosedur keamanan selesai. Mobil bergerak lebih pelan sebelum akhirnya berhenti di sebuah gerbang yang menjulang tinggi. Pintu gerbang terbuka otomatis saat supir sudah berkoordinasi dengan petugas keamanan di dalam bangunan di balik pagar menjulang itu.
Mobil masuk dengan pelan dan Amelia tidak dapat menyembunyikan kekaguman nya. Sebuah rumah...istana yang sangat megah terlihat di hadapannya. Berdiri megah menunjukkan betapa penghuni di dalamnya adalah bagian terpenting dalam masyarakat Amerika. Diam-diam Amelia sudah mencari jejak reputasi keluarga Leandro. Hal itu juga yang membuatnya mencoba membujuk Caleb sekali lagi sebelum keberangkatan mereka. Karena Amelia tahu...penemuannya tentang keluarga Leandro membuatnya ngeri.
Mobil berhenti di halaman istana. Dan Caleb turun dan mengulurkan tangan pada Amelia yang menggeleng. Caleb tertawa dan menarik tangan Amelia yang bersikeras menolak untuk turun.
Caleb menggandeng Amelia. Saat mereka sudah turun, supir memutar mobil meninggalkan halaman menuju garasi.
Amelia mengikuti langkah Caleb menaiki undakan tangga menuju sebuah pintu besar dan tinggi. Pintu terbuka dan seorang wanita dewasa berpakaian kepala maid menyambut mereka.
Caleb tersenyum. Memeluk wanita itu.
"Aunty Wilma, bagaimana kabarmu?" Caleb menyapa dengan ramah.
"Baik, Caleb. Kau terlihat sehat. Ayo masuklah. Nyonya menunggumu sedari tadi dan dia tak bisa berhenti mondar-mandir."
"Bagaimana dengan kakek James? Apakah dia sehat?"
"Dia sehat. Walaupun harus menggunakan kursi roda sesekali agar tidak terlalu lelah."
"Aku akan menemuinya besok."
Wanita yang dipanggil dengan nama Bibi Wilma oleh Caleb itu mempersilahkan Caleb dan Amelia masuk. Caleb memperkenalkan Bibi Wilma sebagai kepala maid di mansion ini. Dan dia menggantikan Ayahnya James Sanders yang telah pensiun.
Caleb mengikuti Wilma Sanders yang membawanya ke teras belakang mansion. Wilma menunjuk pada sofa belakang rumah yang sudah berganti warna. Seorang wanita paruh baya terlihat sedang duduk dengan anggun sambil menikmati segelas jus.
Wilma segera undur diri untuk menyiapkan makan siang. Caleb tak langsung menghampiri wanita itu.
"Dia Skyla Leandro...Mommy ku. Dan dia suka sekali menjerit."
Amelia menaikkan satu alisnya heran. Pandangannya kembali beralih ke arah wanita yang sedang duduk itu. Dan seketika Amelia merasa Caleb terlalu mengada-ada.
Amelia tersentak ketika Caleb menariknya berjalan menuju ke arah wanita itu.
"Mom..." Caleb jelas sekali merendahkan suaranya. Suasana tetap hening...Amelia menunggu dan merutuk dalam hati bahwa Caleb telah salah menilai Ibunya sendiri. Bisa dibayangkan bukan...
"Caleb Leandro...anak nakal!" Pekikan yang hampir mirip teriakan keluar dari mulut wanita cantik yang segera beranjak dari duduknya itu.
Caleb jelas sedang menutup telinganya. Amelia bahkan ikut terkaget dan beringsut melangkah bersembunyi di belakang tubuh Caleb.
"Hai, Mom...how are you?" Caleb menguasai suasana dan merentangkan tangannya pada Ibunya. Dan wanita itu mulai bicara lagi, terisak dan membuat siang itu terlihat sedikit dramatis. Amelia yang memegang pinggang kemeja Caleb tersentak ke depan saat Caleb maju meraih Mommy nya dalam rengkuhan nya.
Amelia mengerjap dan se detik kemudian dia merasa telinganya sedikit pengang. Skyla Leandro kembali berteriak.
"Dan...siapa gadis cantik ini. Oh, ya Tuhan...aku akan bertambah tua...dan...oh..." Skyla Leandro melanjutkan dramanya. Mendorong Caleb bergeser ke samping dan meraih Amelia yang luruh dalam kebingungan. Skyla memeluk Amelia dan Amelia hanya mampu membalas dengan canggung. Caleb mengedipkan sebelah matanya saat Amelia menatapnya. Tak sanggup membalas Skyla yang mulai meracau lagi.
Skyla mencubit pipi Amelia, memutar tubuh Amelia seakan dia sedang memindai barang. Dan...Skyla berbahasa Indonesia dengan lancar! Menutupi suara Caleb yang tidak terima karena Mommy nya menguasai Amelia.
"Kau...temuilah Daddy mu. Dia sedang bermain tenis dengan temannya. Dan...siapa namamu?"
Amelia mendongak.
"Amelia...Amelia Winter Nismara...aunty" Amelia menjawab dengan takut-takut.
"Nama yang cantik. Ayo sayang. Kita lihat apa yang kita punya untuk makan siang. Kuharap kau tidak lelah?"
Caleb mengangkat kedua tangannya tak terima. Tapi yang didapatnya adalah Ibunya yang mendelik padanya.
"Mom."
"Daddy mu menunggu, Caleb Leandro." Suara Skyla penuh penekanan sambil menarik tangan Amelia dan menyeret gadis yang beberapa kali menoleh pada Caleb tak mengerti. Caleb menatap Ibunya yang membawa Amelia masuk dan menghilang di balik pintu belakang mansion.
Caleb melangkah gontai ke arah lapangan tenis. Dan segera saja mendapatkan pelukan dari Daddy nya, Zachary Leandro begitu dia tiba di lapangan. Mereka berbincang sejenak sebelum Caleb memutuskan duduk di kursi penonton menyaksikan Dad nya melanjutkan pertandingan.
-------------------------------
Ada banyak yang berubah di mansion ini sejak terakhir kali Caleb pulang ke mansion ini. Interior mansion sedikit mengalami perubahan. Perubahan penting yang mencolok adalah berubahnya beberapa gazebo di belakang mansion yang sengaja di datangkan dari Bali. Gazebo-gazebo besar dengan kayu jati dengan ukiran rumit itu diletakkan di beberapa sudut halaman belakang dan selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi kerabat dan sahabat yang datang ke mansion ini.
Penataan taman juga berubah dengan nuansa tradisional Bali. Caleb merasa masih berada di Indonesia saat menatap taman yang digagas oleh sang nenek ini.
Caleb memilih duduk di gazebo taman samping karena usahanya untuk membawa Amelia beristirahat tak berhasil. Baru saja dia mendapatkan pelototan mata dari dua wanita yang dicintainya itu. Mereka sedang berada di dapur mansion. Dan mereka terlihat cocok satu sama lain dan sedikit membuat Aunty Wilma kewalahan.
Lalu datang dua perusuh sejati mansion itu. Ava Grace dan Shopia Grace Leandro yang baru saja pulang dari sekolah. Mereka menjerit. Memekik dan menggoda Amelia habis-habisan. Dan...mengabaikan Caleb.
Caleb menoleh ketika ayahnya menepuk bahunya.
"Amelia. Dia sedikit...tidak percaya diri. Tapi, semua orang di mansion ini menyukainya. Kapan kau akan menikahinya?"
Zachary Leandro, Daddy nya yang terlihat semakin tampan di usianya yang tak muda lagi. Rambut putih sudah menghiasi rambutnya di sana-sini.
"Dia...masih ragu denganku, Dad. Dan dia bilang kekayaan kita terlalu mengerikan jadi...dia berpikir ulang untuk mencintaiku."
Zachary tertawa terbahak dan menepuk pundak Caleb.
"So...Dad akan mengurusnya."
Caleb mengangguk dan tersenyum miring. Dia tidak berhasil, maka sudah selayaknya kalau dia mengandalkan Ayahnya. Mereka lalu larut dalam pembicaraan bisnis sambil berjalan menuju ruang makan untuk makan siang. Lagi-lagi suasana riuh terasa di meja makan, walaupun mereka berenam. Ava dan Shopia bahkan menguasai Amelia dengan puluhan rencana yang baru saja mereka susun untuk Amelia selama di New York.
Amelia hanya mampu tersenyum dan mengangguk. Sesekali mata gadis itu terlihat menatap Zachary yang sangat berwibawa.
"Amelia...setelah ini bisa kau temui Uncle di ruang kerja?"
Amelia mendongak dan terpaku. Lalu menatap Caleb yang bahkan tak menatapnya sedikit pun. Amelia mengangguk.
"Baik, Uncle."
Zachary mengangguk dan menepuk bahu Caleb. Mereka berdiri dan para wanita bergegas membereskan bekas makan siang mereka. Amelia menggeleng.
"Apa aku melakukan kesalahan?" Amelia berbisik lirih. Aura dingin yang terlihat menenangkan jelas terlihat dari wajah Ayah Caleb, membuat Amelia merasakan rasa aneh di hatinya.
"Apakah aku melakukan kesalahan?" Amelia kembali membisikkan kata-kata itu lirih dan menggeleng. Tangannya cekatan membereskan meja makan membantu Skyla dan dua gadis kembar yang sangat berisik itu.
"Amelia...kau bisa tinggalkan pekerjaan ini. Pergilah ke ruang kerja Zachary." Suara Skyla membuat Amelia mendongak.
"Apa aku melakukan kesalahan, Aunty...?"
Skyla menggeleng. Dia sangat tahu Amelia sangat canggung dan gelisah harus berhadapan dengan Zachary.
"Tenanglah, Amelia...Dad hanya akan meminta padamu untuk membuatkan nya banyak cucu. Kurasa dia...sedikit ter obsesi dengan hal itu."
Amelia tersedak saliva nya sendiri. Dia menatap horor pada Ava yang dengan ringan mengucapkan kalimat tadi.
Cucu?
Itu artinya dia harus menikah...dan bercinta?
Baiklah....ini...gila!
---------------------------------------